peran pendidikan teknologi informasi dalam rangka mendukung

63 downloads 1317 Views 188KB Size Report
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010. Untuk menjadi ... Iwan Suhardi, Peran Pendidikan TIK dalam Mendukung Kemandirian Indonesia. 2 tersebut ...
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010

PERAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM RANGKA MENDUKUNG KEMANDIRIAN INDONESIA Iwan Suhardi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar e-mail: [email protected]

Abstrak Salah satu pilar keberhasilan sebuah bangsa di dalam memahami, menguasai, mengembangkan, dan menerapkan teknologi informasi adalah tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kualitas pengetahuan, kompetensi, dan keahlian yang baik. Keberadaan sumber daya manusia tersebut akan menjadi tulang punggung terciptanya produk-produk dan jasajasa yang tidak saja mampu memenuhi pasar domestik, namun berpotensi pula menjadi sumber pendapatan devisa negara yang jika dikelola dengan sungguh-sunguh akan menjadi sebuah aset yang tidak ternilai harganya. Tulisan ini mencoba mengupas bagaimana peran pendidikan teknologi informasi dalam rangka mendukung kemandirian Indonesia serta tantangannya dalam menjawab kebutuhan pasar domestik dan pasar global. Kata kunci: Pendidikan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kemandirian

Untuk menjadi bangsa yang mandiri, dalam arti dapat secara bebas memenuhi dan mengatur kehidupan dalam negerinya sendiri tanpa harus tergantung dengan bangsa lain, harus mempunyai kemampuan dalam mengelola sumber daya atau resources yang dimilikinya. Pada masa yang lampau, sumber daya utama sebagai faktor produksi untuk menjadi bangsa yang mandiri adalah 4M (Money, Men, Materials, dan Machine/Method). Tapscott (2000), dalam bukunya Growing Up Digital : The Rise of Net Generation mengingatkan bahwa dalam era globalisasi ini sangat diperlukan sekali sumber daya kelima yaitu informasi. Oleh karena itulah maka pengusaan terhadap teknologi informasi merupakan suatu hal yang mutlak harus dilakukan oleh sebuah bangsa. Dengan adanya teknologi ini dapat dilakukan proses penciptaan, pengolahan, dan pendistribusian informasi secara efisien dan efektif bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya untuk meningkatkan kinerja aktivitas dan kualitas kehidupan

sehari-hari. Di milenium yang baru ini juga terlihat bahwa sains dan pengetahuan telah ditempatkan sebagai pilar utama pembangunan sebuah bangsa karena dengan memiliki pengetahuan inilah maka suatu bangsa dapat menghasilkan beragam inovasi produk dan jasa sebagai sumber penghasilan sebuah bangsa. Pengetahuan ini baru dapat jika bangsa tersebut berhasil mengkonvergensikan kelima sumber daya tersebut secara baik dan efektif. Adalah merupakan kenyataan bahwa banyak negara di dunia yang telah berhasil mengembangkan sejumlah produk dan jasa di bidang teknologi informasi bermuara pada terciptanya keunggulan kompetitif bagi negara tersebut dalam era persaingan pasar global. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sejumlah negara berkembang berhasil memanfaatkan teknologi informasi diberbagai lapisan kehidupan masyarakatnya, sehingga tidak saja penerapannya mampu mengeluarkan bangsa

Iwan Suhardi, Peran Pendidikan TIK dalam Mendukung Kemandirian Indonesia

tersebut dari krisis yang berkepanjangan, namun lebih jauh lagi dapat menggerakkan roda perekonomian negara tersebut secara signifikan. Sebagai contoh, India, negara raksasa yang juga termasuk miskin, tiba-tiba meledak dalam dalam tingkat pertumbuhan ekonominya dalam 15 tahun terakhir. Pembangunan ekonominya mengandalkan teknologi informasi modern (IT-based). Investasi utama India adalah pada pendidikan tinggi yang dimulai dengan mendirikan institut-institut teknologi sekitar limapuluhan tahun yang lalu. India, kini telah memiliki lembaga pendidikan tinggi kelas dunia. Tercatat hanya dalam waktu 10 tahun (1990-2001), India berhasil mengurangi kemiskinan dari 42% menjadi 35%. Meski India masih merasa ketinggalan dari China, mereka berhasil mengembangkan homegrown technology, dan dengan cerdas memasukkannya ke dalam sistem ekonomi (Pedju, 2005; Suhanda, 2007). Dalam bidang teknologi informasi, konsep kemandirian mengandung arti sebagai berikut (Rao et.al., 2001) : 1. Pendidikan harus mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, kompetensi, dan keahlian sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (domestik) di bidang teknologi informasi. 2. Pendidikan harus mampu menghasilkan ilmu pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk menciptakan produk-produk dan jasa-jasa informasi guna pemenuhan kenutuhan masyarakat dalam negeri. 3. Pendidikan harus mampu menjadi pusat pembelajaran dan peningkatan kualitas pengetahuan sumber daya manusia terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas hidup. 4. Pendidikan harus mampu bersinergi dengan pemerintah maupun sektor industri (swasta) untuk bersama-sama menyususn strategi peningkatan keunggulan kompetitif bagsa di dalam

era globalisasi melaui penguasaan terhadap teknologi informasi. Institusi yang paling bertanggungjawab dalam menghasilkan pengetahuan, terutama teknologi informasi, yang berkualitas di tanah air adalah lembaga pendidikan, baik yang formal maupun informal. Tulisan ini mencoba memberi gambaran bagaimana arah perkembangan pendidikan teknologi informasika di Indonesia serta tantangannya dalam menjawab kebutuhan pasar domestik.

KEBUTUHAN INDUSTRI TEKNOLOGI INFORMASI Untuk mengetahui kebutuhan industri teknologi informasi, sangat penting untuk mengetahui struktur industri dan berbagai jenis pengguna (user) teknologi informasi nasional. International Data Centers (IDC) membagi industri teknologi informasi Indonesia menjadi 3 (tiga) segmen besar, yaitu : industri perangkat keras, industri perangkat lunak dan jasa (Koch et.al., 2002). 1. Industri Perangkat Keras Industri perangkat keras terdiri dari 4 (empat) sub-industri yaitu industri perangkat keras yang terkait dengan : a. Servers, yaitu menyangkut perencanaan, desain, manufaktur, distribusi, dan penjualan perangkat keras komputer berbasis arsitektur server seperti super komputer, komputer parallel, multi-processor computers, komputer berkecepatan tinggi, computer untuk industri besar, dan lain sebagainya. b. Personal Computers, yaitu menyangkut perencanaan, desain, manufaktur, distribusi, dan penjualan perangkat keras komputer untuk kebutuhan personal (PC atau Personal Computer), termasuk di dalamnya notebook, netbook, palmtop, dan perangkat keras berbasis digital lainnya c. Data Communicatin, yaitu menyangkut perencanaan, desain, manufaktur, distribusi, dan penjualan perangkat keras untuk kebutuhan komunikasi data dan jaringan, seperti

2

Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010

modem, hub, router, switch, media transmisi (kabel dan nirkabel), dan lain-lain. d. Peripheral, yaitu menyangkut perencanaan, desain, manufaktur, distribusi, dan penjualan perangkat keras penunjang berbasis digital yang kerap digunakan oleh pengguna komputer, seperti printer, scanner, mouse, joystick, handycam, kamera digital, dan lain-lain. 2. Industri Perangkat Lunak Industri perangkat lunak terdiri dari 4 (tiga) sub-industri yaitu industri perangkat lunak yang terkait dengan : a. Application Solutions, yaitu menyangkut aktivitas perencanaan, analisisi, desain, kontruksi, distribusi, dan penjualan perangkat lunak untuk berbagai kebutuhan bisnis dan industri, antara lain aplikasi berbasis konsep manajemen semacam: Enterprise Resource Planning (ERP), Supply chain Management (SCM), Customer Relationship Management (CRM), dan lain sebagainya. b. Application Tools, yaitu menyangkut aktivitas perencanaan, analisisi, desain, kontruksi, distribusi, dan penjualan perangkat lunak untuk berbagai kebutuhan spesifik atau khusus yang biasanya dipergunakan untuk membantu pengguna komputer dalam mempercepat proses kerja tertentu, seperti perngkat lunak simulasi, aplikasi CAD, tools analisis statistic, software optimalisasi proses, dan lain-lain. c. System Infrastructure Software, yaitu menyangkut aktivitas perencanaan, analisisi, desain, kontruksi, distribusi, dan penjualan perangkat lunak yang berfungsi sebagai alat control perangkat keras, seperti operating system, sistem optimasi perangkat keras dan jaringan, sistem pemantau jaringan, sistem pengamanan komputer dan jaringan, dan lain sebagainya.

3. Jasa Pada industri pelayanan atau jasa, setidaknya terdapat 5 (lima) sub-industri yang terkait dengan jasa di bidang teknologi informasi, yaitu : a. Consulting, menyangkut aktivitas penyediaan jasa pemberian nasihat atau penyediaan pengetahuan bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan, terutama terkait dengan seputar permasalahan di bidang informatika, seperti pembuatan RFP (Request For Proposal) dan TOR (Term Of Reference) untuk keperluan kemenangan tender, penyusunan masterplan pengembangan teknologi inforamsi korporat, audit sistem informasi perusahaan, perancangan scenario Disaster Recovery Planning (DCP), dan lain sebagainya. b. Implementation, menyangkut aktivitas penyediaan jasa untuk mengimplementasikan sejumlah konsep atau aplikasi sistem/teknologi informasi di sebuah perusahaan, misalnya e-business, e-commerce, office automation, intranet dan ekstranet, call center, dan lain sebagainya. c. Support and Services, menyangkut aktivitas penyediaan jasa untuk pemeliharaan sistem pasca implementasi yang telah dibangun oleh perusahaan, biasanya melalui proses pengalihdayaan (outsourcing). d. Operations Management, menyangkut aktivitas penyediaan jasa untuk menjalankan satu atau lebih komponen infrastruktur teknologi informasi di dalam perusahaan, seperti manajemen jaringan, help desk, call center, dan lain sebagainya. e. Training, menyangkut aktivitas penyediaan jasa pelatihan untuk mengembangkan kompetensi dan keahlian sumber daya manusia korporat. Teknologi informasi telah dipergunakan oleh berbagai jenis pengguna (user) di berbagai tatanan kehidupan

Iwan Suhardi, Peran Pendidikan TIK dalam Mendukung Kemandirian Indonesia

bermasyarakat. Dipandang dari karakteristiknya, pengguna teknologi informasi dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok besar, yaitu : 1. Big Interprise, yaitu perusahaanperusahaan dengan jumlah karyawan lebih dari 500 orang. 2. Medium Interprise, yaitu perusahaanperusahaan dengan jumlah karyawan lebih dari 100-499 orang. 3. Small Interprise, yaitu perusahaanperusahaan dengan jumlah karyawan di bawah 100 orang. 4. Government, yaitu beragam lembaga dan institusi terkait dengan pemerintah 5. Retail and Consumers , yaitu pengguna individu atau keluarga. 6. Education, yaitu beragam lembaga dan institusi pendidikan formal maupun informal. Dengan memperhatikan berkembangan teknologi informasi dewasa ini ditinjau dari struktur industri dan jenis penggunanya dapat diperoleh sejumlah penekanan-penekanan antara lain : 1) Pada segmen pasar perangkat keras masih nampak bahwa PC tetap menjadi primadona karena masih kecilnya penetrasi komputer secara nasional. PC masih menjadi perangkat pilihan utama bagi perusahaan dan individu untuk mengakses internet serta mengolah multimedia. Oleh karena itu dibutuhkan orang-orang yang ahli dan menguasai seluk-beluk teknologi PC serta peripheral terkait dan bagaimana perangkat PC ini menjadi enabler bagi perusahaan maupun individu yang menggunakannya. 2) Pada segmen perangkat lunak, jenis aplikasi untuk kebutuhan bisnis mempunyai nilai potensi pasar yang tinggi. Hal tersebut akan mendorong dibutuhkannya para ahli yang mampu yang menguasai metodologi untuk mengembangkan perangkat lunak untuk kebutuhan beragam bisnis, baik yang bersifat core maupun unsure-unsur penunjangnya.

3) Pada segmen pasar jasa dan pelayanan, ada dua jenis segmentasi yang mendominasi pasar yaitu aktivitas implementasi dan support and services. Hal tersebut akan mendorong dibutuhkannya para pakar yang mampu menjalankan proses penerapan secara efektif di mana di dalam sektor bisnis sangat erat dengan isu manajemen perubahan dan aktivitas terkait dengan outsourcing untuk kebutuhan proses pemeliharaan dan jaminan dukungan teknologi informasi yang telah diterapkan. 4) Pada segmen user, pengguna teknologi informasi terbesar berasal dari kalangan perusahaan besar yang nilai perdagangannya lebih kurang sama dengan total nilai penerapan teknologi di perusahaan berskala kecil dan menengah. Namun perlu pula dicermati bahwa dari segi pengguna individu, pemerintah dan sektor pendidikan pun mengalami tren peningkatan. Dari sektor pendidikan, dalam beberapa tahun ini mengalami kemajuan pesat dengan dimasukkannya mata pelajaran “teknologi informasi dan komunikasi” menjadi mata pelajaran lokal dari tingkat pendidikan TK, SD, SLTP, SLTA, sampai dengan praktikum wajib di hampir semua jurusan perguruan tinggi. Hal tersebut akan mendorong dibutuhkannya para ahli yang tidak hanya mampu menguasai teknologi informasi namun juga kemampuan filsafat dan teori pendidikan. Untuk tingkatan SLTA telah pula dibuka SMK yang berorientasi pada Jurusan “Teknik Komputer dan Jaringan” dan Jurusan “Multimedia”

PELUANG TENAGA KERJA DI PASAR DOMESTIK DAN PASAR GLOBAL Paparan tentang struktur industri dan berbagai jenis pengguna (user) teknologi informasi nasional di atas secara langsung dan tidak langsung mendeskripsikan karakteristik kebutuhan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan yang relevan dengan tuntutan jaman.

4

Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010

Kompetensi dan keahlian yang diharapkan dimiliki oleh sumber daya manusia diharapkan kelak akan mampu menciptakan individu-individu unggulan dan menjadi insan pembangunan yang akan melahirkan sejumlah inovasi produk dan jasa unggulan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, kombinasi kompetensi dan keahlian tersebut akan melahirkan sejumlah lapangan pekerjaan baru dengan beragam nama dan tipe pekerjaan yang dibutuhkan di hampir seluruh kalangan usaha, baik yang terkait dengan teknologi informasi maupun tidak, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.



  



 

Tabel 1. Beberapa lapangan kerja pada bidang teknologi informasi Database Administration Development Data  Data  Database  Senio administ mode manager r ratror lling datab  Database specia ase Data modeler list admi analyst  Database nistra  Datab Data security tor ase architect expert admi  Decision  Syste Data nistra m manage Support tion analy ment Servise associ st associate (DSS) ate Data  Knowled  Teste r modeler  Datab ge ase architect admi nistra tor  Datab ase analy st  Datab ase devel oper Digital Media 2D/3D  Electr  Informati  Syste artist onic on system m transa planner integr Animato

r  Audio/ video engineer













 

ctions imple ment or  Syste m analy st

 Informati on system architect

ator

Network Design and Administration Comuni  Netw  Network  Syste cation ork specialist ms analyst admi  Network engin nistra eer technician Data tor comunic  Techn  Network ation ical  Netw transport analyst ork supp administr archit ort ator Informat ect speci ion  PC alist systems  Netw support operator ork specialist  User engin  PC supp Informat eer ort ion network speci technolo  Netw engineer alist gy ork  Systems engineer mana administr ger ator  Netw ork opera tion analy st  Netw ork securi ty analy st Programming/Sofware Engineering Appicati  Progr  Designer  Prod on amme  Media ucer analyst mana specialist  Prod ger uctio Appicati  Media/in on n  Progr structiona engineer amme assist l designer analy  Multimed ant Business st analyst ia author  Progr amm Comput  Projec  Multimed

Iwan Suhardi, Peran Pendidikan TIK dalam Mendukung Kemandirian Indonesia

er engineer  Data modeler  Operatin g system designer /engine er  Operatin g system progran ner/anal yst

t lead ia er authoring  Strea  Softw specialist are ming archit  Multimed medi ect ia a developer speci  Softw alist are  Multimed applic ia  Virtu ations specialist al specia realit list y speci  Softw alist are desig  Web n desig engin ner eer  Web and prod tester ucer  Sofwa  Web re speci devel alist opme nt engin eer Enterprise Systems Analysis and Integration  Applicat  Data  Software  Test ion syste QA engin integrat ms specialist eer or desig  Software  Teste ner tester r  Business continuit  Data  Systems y analyst syste analyst ms  Cross Systems mana enterpris administr ger e ator integrat  Data or ware house desig ner  ebusin ess specia list

 

 











 

Technical Support Analyst  Custo  Help desk  Techn mer technician ical Call servic  Senior supp centre e ort support systems repre engin represen analyst sentat  Systems eer tative ive  Techn analyst Content ical manager  Custo  Technical mer supp support Custome supp ort r liaison manager ort repre profe sentat ssion ive al  Test engin  Help desk eer specia list Technical Writing Desktop  Electr  Intruction  Techn publishe onic al ical r publi designer publi cation  Online cation Docume s mana nt publisher specia ger specialis  Technical list t communi  Techn ical  Electr cator Editor onic write  Technical publi r editor sher Web Development and Administration Web  Web  Web site  Web administ desig developer maste rator ner r  Web specialist Web  Web architect page devel oper Education Institution Teacher  Train  Web  Netw er education ork Technica designer techni l  Datab cian support ase engineer admi nistra tor

6

Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010

Pada dasarnya domain pasar global tidak jauh berbeda dengan pasar domestik. Yang membedakannya adalah tuntutan standar pengetahuan, kompetensi dan keahlian sumber daya manusia, ataupun standar kualitas produk dan jasa yang harus dihasilkan oleh industri teknologi informasi nasional. INSTITUSI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI Berdasarkan referensi sistem kurikulum yang diperkenalkan oleh Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan sebutan Computing Curricula 2001 (terdiri dari 4 program studi) ditambah dengan perkembangan institusi pendidikan teknologi informasi sekarang, setidaknya terdapat 5 (lima) program studi terkait dengan bidang teknologi informasi, yaitu : 1. Computer Science Dipakai sebagai acuan Program Studi Informatika atau Ilmu Komputer. Target kelulusan yang ingin dicapai yaitu untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi untuk membuat dan mengembangkan perangkat teori komputasi. 2. Computer Engineering Dipakai sebagai acuan Program Studi Sistem Komputer (dulu dikenal dengan Teknik Komputer). Target kelulusan yang ingin dicapai yaitu untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi untuk membuat dan mengembangkan perangkat keras atau hardware. 3. Information System Dipakai sebagai acuan Program Studi Sistem Informasi (dulu dikenal dengan Manajemen Informatika). Target kelulusan yang ingin dicapai yaitu untuk menghasilkan ‘perangkat manusia’ yang siap merencanakan dan mengembangkan teknologi informasi di organisasi. 4. Software Engineering Di Indonesia sub bidang ini belum dianggap sebagai sebuah program studi tersendiri, karena masih merupakan bagian dari Computer Science (Program

Studi Informatika atau Ilmu Komputer), namun bidang ini telah dikenal sebagai Rekayasa Perangkat Lunak Target kelulusan yang ingin dicapai yaitu untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi untuk membuat dan mengembangkan. Perangkat lunak atau software. 5. Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Walaupun sub bidang ini tidak muncul dalam referensi sistem kurikulum yang diperkenalkan oleh Amerika Serikat (Computing Curricula 2001), di Indonesia sub bidang ini muncul berkaitan dengan dibutuhkannya tenaga pengajar (guru) mata pelajaran “teknologi informasi dan komunikasi” yang telah menjadi mata pelajaran lokal dari tingkat pendidikan TK, SD, SLTP, SLTA dan telah dibukanya SMK yang berorientasi pada teknologi informasi. Target kelulusan yang ingin dicapai yaitu untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sebagai pengajar yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi informasi.

Gambar 1. Program studi terkait dengan pendidikan teknologi informasi

Iwan Suhardi, Peran Pendidikan TIK dalam Mendukung Kemandirian Indonesia

Melalui pembagian ini dapat segera disusun profil dari program studi beserta kompetensi utama yang diharapkan dimiliki oleh para lulusannya. Selain kompetensi utama, para lulusan sangat perlu dibekali sejumlah kompetensi tambahan agar dapat bersaing di era global. Kombinasi antara profil industri, kebutuhan perusahaan, kategori bidang studi informatika, dan target kompetensi utama dan tambahan akan mengarahkan visi dan misi serta sasaran dan target dari didirikannya sebuah program studi. Salah satu karakteristik yang membedakan bidang studi informatika dengan disiplin ilmu lainnya adalah perkembangannya yang demikian pesat karena dipacu kemajuan teknologi informasi yang juga sangat pesat. Tentu saja kenyataan ini menyulitkan dalam proses perancangan, penyusunan, dan penerapan KBK. Diperlukan perhatian yang luar biasa dari pengelolanya untuk menyeimbangkan kemajuan perkembangan teknologi informasi dengan kurikulumnya. Beberapa pemahaman yang perlu diperhatikan antara lain:  Kalangan industri memandang lulusan perguruan tinggi dari sisi yang berbeda. Mereka tidak begitu perduli bagaimana perguruan tinggi membagi/ mengkategorikan bidang studinya. Yang penting bagi mereka adalah bahwa lulusan yang bersangkutan mampu mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.  Adanya konsep-konsep baru yang datang tersebut pada dasarnya merupakan perpaduan atau integrasi dari berbagai matakuliah yang diberikan, sehingga sangat sulit untuk menyusun strategi pengajarannya,.  Pada kenyataannya, kebanyakan yang mengerti hal-hal baru tersebut adalah praktisi bisnis yang sehari-hari bekerja di sektor industri sehingga sangat sulit mentransformasikan pengetahuan yang dimilikinya ke kampus. Mengundang mereka untuk menularkan pengalamannya merupakan solusi yang menarik.

Adalah merupakan suatu rahasia umum bahwa kebanyakan lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak dapat langsung menerapkan ilmunya di dunia kerja. Ketidaksiapan para sarjana tersebut tidak saja menjadi keluhan klasik dari berbagai perusahaan yang membutuhkannya, tetapi juga menjadi kegundahan para sarjana itu sendiri, terutama dalam menghadapi persaingan global. Hal serupa dialami pula oleh sejumlah perguruan tinggi yang menyelenggarakan bidang studi terkait dengan rumpun ilmu informatika. Salah satu penyebab utama terjadinya permasalahan tersebut, berdasarkan beberapa kajian, adalah karena masih diterapkannya paradigma penyusunan kurikulum yang berbasis pengetahuan saja (knowledge-based curriculum), tanpa mempertimbangkan aspek kompetensi sebagai faktor krusial di dalamnya. Di samping itu, penyusunan kurikulum tersebut masih berorientasi pada pandangan tunggal dari institusi (supply-based approach), belum didasarkan pada kebutuhan industri terkait dengan program studi yang ada (demandbased approach). Untuk dapat sukses menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap terap, setiap program studi harus memiliki kemampuan untuk dapat melihat kebutuhan ke depan (outward and forward looking), baik yang bersifat jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang (Indrajit, E. Richardus, 2003). Menurut E. Mulyasa (2002), kata ‘kompetensi’ dapat diartikan sebagai perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Penekanan lebih lanjut dari aspek kompetensi yaitu meliputi pengetahuan, pemahaman, keahlian, nilai, perilaku, dan ketertarikan. Dalam era globalisasi, tugas yang diemban pendidikan tinggi tidak sekedar dapat mempersiapkan calon lulusannya untuk dapat bekerja, tetapi lebih jauh pendidikan harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan kehidupan (life competency), karena pendidikan itu sendiri

8

Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010

merupakan sebuah proses kehidupan. Khusus di bidang ilmu informatika, ada beberapa tahap yang harus dijalankan oleh mereka yang ingin menyusun kurikulum berbasis KBK untuk program studinya masing-masing. Tahapan-tahapan itu adalah sebagai berikut (Indrajit, E. Richardus, 2003) : 1. Mengkaji profil, karakteristik, dan kebutuhan industri telematika (bidang studi informatika) berbasis kompetensi sumber daya manusia. 2. Menentukan fokus, strategi, sasaran, dan target program studi. 3. Mendesain konsep arsitektur penyusunan dan pengembangan kurikulum program studi. 4. Mendefinisikan target kompetensi dan substansi kajian pada kurikulum program studi. 5. Menetapkan daftar matakuliah dan kelengkapannya. 6. Mempersiapkan perangkat pendukung penerapan sistem kurikulum baru 7. Memilih strategi perubahan dan menjalankan kurikulum baru. Tahap-tahap tersebut disusun berdasarkan hasil praktek penerapan terbaik dari sejumlah perguruan tinggi besar di dunia yang telah mampu menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di dalam era global. Dalam penyusunan perlu dipertimbangkan bagaimana proses tersebut harus dilaksanakan dalam koridor kebutuhan masyarakat Indonesia di dalam tatanan kehidupan bangsa dan keterkaitannya dengan kondisi regional dan global.

SIMPULAN DAN SARAN Institusi pendidikan teknologi informasi di Indonesia sudah waktunya bergerak dan melayani tantangan melahirkan SDM teknologi informasi yang unggul di era globalisasi. Dengan mencoba memposisikan dunia pendidikan di bidang teknologi informasi di Indonesia secara tepat, maka peran tersebut dapat menjadi kontribusi dalam mendukung kemandirian Indonesia di masa depan. Arahnya jelas, yaitu pertamatama untuk memenuhi kebutuhan teknologi

informasi domestik di tengah maraknya pihak luar negeri yang menawarkan produk dan jasanya yang sangat kompetitif. Di samping itu, harus pula diarahkan pada terciptanya keunggulan kompetitif baru dengan cara menciptakan produk dan jasa inivatif yang mampu menembus pasar global.

DAFTAR PUSTAKA ____ , 2005, Jurusan Baru, Menanti Restu Dikti, Tabloid Profesi Universitas Negeri Makassar, Edisi 086 Tahun XXI Desember 2005. http://www.reportbuyer.com/computing_el ectronics/country_overview_computin g_electronics_/market_indonesia.html. Diunduh pada tanggal 20 November 2010. Indrajid, E. Richardus, 2003, Arah Pendidikan Teknologi Informasi di Indonesia Menuju Kemandirian, Workshop Teknik Elektro 2003, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Klee, Karl, Richard Austing, Robert Cambell, Fay Cover, and Joyce Currie Little, 2000, Guidelines for Associate-Degree Programs to Support Computing in a Networking Environment, New York : Association for Computing Machinery. Koch, Gary, and Stephanie Li, 2002, Asia/Pasific IT Spending and user Segmentation, Massachusetts : IDC Research Publication Mulyasa, E., 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi – Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. OECD, 2002, OECD Information Technology Outlook : ICTs and the Information Economy, Paris : OECD Publications Service Pedju, M. Ari, 2005, Sains, dan Pendidikan China vs Kita, KOMPAS, 24 November 2005, hal.7. Rao, Someswar, Ashfaq Ahmad, William Horsman, dan Phaedra Kaptein-Russel, 2001. The Importance of Inovation for Productivity. Canada : Micro-Economic Policy Analysis Branch.

Iwan Suhardi, Peran Pendidikan TIK dalam Mendukung Kemandirian Indonesia

Sudira, Putu, 2008, Guru, Kedaulatan Rakyat, 14 Oktober 2008, hal. 12 Suhanda, Irwan, 2007, India Bangkitnya Raksasa baru Asia, Jakarta : Penerbit Buku Kompas. Suhardi, Iwan, 2006, Arah Perkembangan Pendidikan Teknologi Informasi di Indonesia, Jurnal Alumni Universitas Negeri Makassar, Vol. 10 No. 3 Tahun 2005.

The Join task Force on Computing Curricula, 2001, Computing Curricula 2001 – Computing Science, Unites States : IEEE and ACM Upu, Hamzah, 2005, Menggagas UNM Makassar sebagai University Research, Jurnal Alumni Universitas Negeri Makassar, Vol. 10 No. 2 Tahun 2005.

10