PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PEPAK BASA JAWA SEBAGAI ...

25 downloads 66 Views 385KB Size Report
terkadang wali kelas merangkap menjadi guru bahasa daerah. 3 ... Buku pepak bahasa jawa sangat membantu siswa dalam belajar bahasa daerah ... Page 6 ...
PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PEPAK BASA JAWA SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG PEMBELAJARAN BAHASA DAERAH UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Nama Mahasiswa

: Agustine Trie Utami

NRP

: 3407100051

Jurusan

: Desain Produk Industri FTSP-ITS

DosenPembimbing

: Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si Abstrak

Bahasa adalah alat komunikasi yang memungkinkan orang memberi dan menerima pesan dari orang lain. Selebihnya bahasa merupakan lambang kebangaan, identitas suatu daerah tertentu dan alat penghubung dalam keluarga dengan masyarakat. Dari kurang lebih empat ratus bahasa daerah dan dialek, bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang mempunyai pemakai cukup besar. Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa mungkin merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai anak didik. Karena disamping sukar dipahami, juga dianggap kurang bermanfaat di dalam kehidupan sehari-hari. Buku Pepak ini mengandung banyak sekali pengetahuan dasar tentang bahasa jawa, seperti arane tembung, bebasan kasustraan aksara jawa hingga pewayangan. Dalam beberapa kasus, buku pepak wajib dimiliki oleh pengajar dan peserta didiknya untuk membantu kesulitan pembelajaran bahasa daerah. Namun pada kenyataannya tingkat ketertarikan mempelajari buku pepak sangat kurang. buku ini jarang sekali digunakan oleh para siswa. Bagaimana merancang Buku Pepak agar diminati oleh para siswa? Salah satunya adalah dengan memberi ilustrasi yan menarik. Diharapkan perancangan ini, dapat bermanfaat dalam pemahaman siswa dan keoptimalan prestasi belajar mengajar khususnya pada bidang studi bahasa daerah. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Ilustrasi, Bahasa Jawa, Pepak Basa Jawa

PEPAK JAVANESE LANGUAGE ILLUSTRATION BOOK AS A LEARNING NATIVE LANGUAGE SUPPORTING MEDIUM FOR ELEMENTARY SCHOOL STUDENT

Student Name

: Agustine Trie Utami

Student ID Number

: 3407 100 051

Department

: Industrial Product Design FTSP – ITS

Guiding Lecture

: Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si

Abstract Language is a way of communication which able people send and receive information from others. More of it, language is a sign of pride, identity, and tool in a family to the society. From approximately 400 languages and dialects, Javanese language is one of the biggest languages which in use. However, Javanese Language studies may become one of studies which unpopular among students. Beside it is hard to be understandable, it’s considered has less impact on daily life. This Pepak book contains much basic knowledge about Javanese language such as arane tembung, bebasan kasustraan aksara jawa until pewayangan or puppet. This book is really suitable as partner for students to learn by their own. In some cases, pepak book is required for the lecturer as well as the students to help fixing problems in vernacular language learning. However, in fact, the excitement level of learning via pepak book is really low. This book is hardly used by the students. How to create pepak book which interest students? One of them is by giving eye catching illustrations. It is hoped that this design will be useful helping the students to understand and optimizing learning process especially for vernacular studies learning. Keyword : learning supporting media, Ilustration, Javanese language, Pepak Basa Jawa

Latar Belakang Dari kurang lebih empat ratus bahasa daerah dan dialek, bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang mempunyai pemakai cukup besar. Selain itu, bahasa Jawa juga merupakan bahasa daerah yang mempunyai peranan penting, menginat bahwa pulau Jawa selain merupakan pulau terpadat penduduknya, juga merupakan tempat yang telah memberikan sumbangan besar terhadap Republik Indonesia, baik beruoa historis maupun kultural. 1 Bahasa Jawa merupakan peninggalan leluhur yang biasa digunakan dalam pergaulan sehari-hari masyarakat jawa. Jadi suatu tradisi, adat istiadat/prilaku, akhlaq/budi pekerti, tempat tinggal, pergaulan, dan bahasa, semuanya dapat dikatakan kebudayaan atau hasil budaya. Hasil budaya tersebut dilestarikan secara turun temurun dengan berbagai cara, salah satu faktor terpenting dalam pelestarian kebudayaan adalah bahasa. Buku pelajaran merupakan salah satu sumber belajar dan membelajarkan yang memberikan andil yang cukup besar dalam upaya memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan sekaligus juga meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Kebutuhan akan buku pelajaran semakin terasa dikala jumlah dan mutu guru yang tersedia belum memadai. Di tempat-tempat tertentu masih banyak guru yang mengandalkan buku pelajaran sebagai satusatunya sumber belajar dan pembelajaran.

Guru

mempersiapkan,

melaksanakan,

dan

mengevaluasi

pembelajaran dengan mengacu sepenuhnya pada isi buku pelajaran. Siswa juga menggunakan buku pelajaran di sekolah dan di rumah sebaga sumber belajar utama. 2 Selain buku paket yang diwajibkan beli dari sekolah, ternyata setiap anak memiliki buku pedoman sendiri yang mereka beli di luar instruksi guru atau sekolah. Buku pedoman pepak basa jawa memang sering digunakan beberapa siswa untuk membantu mereka dalam belajar bahasa jawa. Pepak yang berarti lengkap dalam bahasa Indonesia ini memiliki segala kebutuhan pengetahuan

1

Adiwimarta, Sri Sukesi Dra., Geografi Dialek Bahasa Jawa di Kabupaten Surabaya. Jakarta. 1985.. PT. Etasa Dinamika Jakarta. 2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.04 / Th.IV / Juli 2004

tentang bahasa jawa mulai dari pengertian katanya, susunan kalimat hingga sejarah jawa. Namun tampaknya minat belajar siswa sekolah dasar untuk mempelajari buku ini kurang. Menurut Djoko Hartanto, Belajar harus bekerja secara seimbang melalui kemudahan pemahaman dan mendemonstrasian. Hal ini akan memberikan manfaat yang sangat besar jika penggunaan gambar ilustrasi dikembangkan dan diaplikasikan secara tepat. Melalui ide / gagasan yang terdapat pada elemenelemen ilustrasi, proses pembelajaran dapat berlangsung lebih menarik. Pada saat yang bersamaan, ilustrasi mengurangi teks / narasi panjang sehingga melalui penyampaian yang sederhana, informasi akan lebih mudah dipelajari dan diingat. Oleh karena itu, dirasa perlu memberikan ilustrasi yang lebih menarik untuk membangkitkan minat siswa untuk mempelajari buku pepak dan menafsirkan informasi di dalamnya dalam media visual.

Masalah Pelajaran muatan lokal bahasa jawa memiliki nilai rata- rata yang rendah, yaitu 65,2 (data nilai ujian tengah semester 2009-2010 Pada kalangan siswa sekolah dasar, pelajaran muatan lokal bahasa daerah kurang begitu diminati dan seringkali dianggap remeh serta konteks pelajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga tidak lagi menarik untuk dipelajari (64% siswa berpendapat bahwa tidak tertarik mempelajari bahasa daerah tanpa disuruh/mandari, siswa memilih pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang paling disukai (27%) kemudian Bahasa Inggris (25%), Matematika (23%), Bahasa Indonesia (12%), IPS (5%), Bahasa Daerah (5%), Seni dan Budaya (3%)) Guru Sekolah Dasar khusus untuk bidang studi bahasa daerah terbatas, sehingga terkadang wali kelas merangkap menjadi guru bahasa daerah. 3 Menurut pendapat seorang Guru Bahasa Daerah Sekolah Dasar Al-azhar anak didiknya sangat tertarik ke gambar terlebih dahulu jika membuka sebuah buku. Dan ketika pelajaran bahasa daerah anak sering kebingungan mengartikan sebuah

3

Menurut wawancara dengan guru wali kelas 4 sekolah dasar negeri pucang jajar Surabaya

kata dan tidak memiliki bayangan sama sekali. Hal itu karena tidak ada penjelasan visual dalam buku tersebut (pepak bahasa jawa) Terdapat kesulitan oleh pengajar maupun murid dalam mengolah informasi yang ada pada pepak bahasa jawa 4 Buku pepak bahasa jawa sangat membantu siswa dalam belajar bahasa daerah (93% siswa menyetujui bahwa buku pepak bahasa jawa membantu mereka belajar dalam bahasa daerah)

namun kurang tertariknya siswa dalam membaca

keseluruhan buku pepak dikarenakan tampilannya yang kurang menarik (40% siswa berpendapat tampilan pepak bahasa jawa tidak menarik. Dan 85% siswa setuju bahwa buku pepak bergambar akan membuat siswa tertarik mempelajari buku pepak bahasa jawa, dengan komposisi gambar dan tulisan berimbang (36%)) Menurut pendapat Guru bahasa daerah sekolah dasar al-azhar, buku paket dan pepak bahasa jawa sekarang terlalu kaku dengan tulisan yang sangat banyak sehingga kesannya teks saja. Dan kurangnya pemahaman yang dapat dengan mudah dipaham anak-anak karena materi yang disampaikan terlalu universal Tujuan 1

Untuk menarik perhatian siswa siswi sekolah dasar untuk lebih mengenal, mempelajari dan memahami bahasa daerah, khususnya Jawa guna menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah.

2

Memberikan alternative media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

3

Menyajikan materi bahasa Jawa dengan metode yang menarik guna meningkatkan minat serta motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris.

4

Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekolah dasar, terutama dalam mata pelajarn bahasa jawa

Metodelogi Penelitian Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini digunakan beberapa metode, metode tersebut adalah Metode Observasi, dimana akan saya gunakan untuk mengumpulkan data dengan pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi 4

Menurut wawancara dengan guru bidang studi bahasa jawa sekolah dasar Al-azhar Surabaya

sebenarnya dan langsung diamati. Metode wawancara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan mengadakan dialog dengan narasumber langsung. Metode terakhir adalah Studi Pustaka yang digunakan sebagai referensi yang berhubungan dengan materi Pembahasan Buku Ilustrasi Pepak bahasa jawa ini membantu siswa mengetahui dan memahami banyak sekali pengetahuan dasar tentang bahasa jawa, seperti arane tembung, bebasan kasustraan aksara jawa hingga pewayangan. Buku ini sangat cocok sebagai teman belajar siswa siswi secara mandiri. Apalagi melihat keadaan siswasiswi yang tinggal di daerah perkotaan dimana tingkat pemahaman akan kosakata bahasa jawa sudah mulai tercampur dengan bahasa yang berasall dari pendatang. Ilustrasi dapat memberikan penjelasan secara objektif sehingga bentuk kosakata jawa yang majemuk bisa dijelaskan secara langsung dan dapat dipahami oleh siswa.

Pada kalangan siswa sekolah dasar, pelajaran muatan lokal bahasa daerah kurang begitu diminati dan seringkali dianggap remeh serta konteks pelajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga tidak lagi menarik untuk dipelajari (64% siswa berpendapat bahwa tidak tertarik mempelajari bahasa daerah tanpa disuruh/mandari, siswa memilih pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang paling disukai (27%) kemudian Bahasa Inggris (25%), Matematika (23%), Bahasa Indonesia (12%), IPS (5%), Bahasa Daerah (5%), Seni dan Budaya (3%)).

Disamping hal tersesbut, 62% siswa menganggap pelajaran bahasa daerah sulit. Hal ini ditunjang dengan rendahnya nilai rata- rata bahasa daerah dibandingkan nilai mata pelajaran yang lain yaitu 65,2 untuk ujian tengah semester kelas 4 sekolah dasar pucang jajar dan 64,86 untuk siswa kelas 4 sekolah dasar al-azhar di Surabaya. Dari hasil kuesioner, 81% siswa-siswi responden menyadari bahwa nilai bahasa daerah mereka kurang memuaskan. Namun tidak ada yang mau mempelajari bahasa daerah dengan mandiri atau tanpa disuruh terlebih dahulu

(64% siswa berpendapat bahwa tidak tertarik mempelajari bahasa daerah tanpa disuruh/mandiri).

Buku Pepak adalah buku yang dapat membantu siswa siswi sekolah dasar dalam memecahkan soal dalam pelajaran bahasa daerah ( 93% siswa menyetujui bahwa buku pepak bahasa jawa membantu mereka belajar dalam bahasa daerah) Namun seringkali anak mendapati kesulitan dalam mempelajari pepak bahasa jawa ini yang dikarenakan kurangnya pengetahuan kosakata dan tidak ada gambaran tentang materi yang disampaikan. Penjelasa gambar/visual penting bagi siswasiswi dalam mempelajari pepak bahasa jawa. Guru bidang studi bahasa jawa sekolah dasar al-azhar Surabaya mengaku anak sangat suka dan tertarik jika beliau membuka buku bergambar/ mempelajari sub bab yang di buku banyak terdapat gambarnya. Dan untuk buku pepak sendiri yang notabene tidak bergambar anak sering kebingungan dalam mengartikan kosakata tertentu. Kata yang disampaikan dalam pepak terlalu majemuk sehingga pengartiannya terkadang bisa bermacammacam.

Selain itu, tampilan buku pepak secara kesulurahan juga dirasa sangat kaku, dengan tampilan pepak sekarang yang kebanyakan memakai gaya conventional dimana gaya layout tersebut memiliki kolom-kolom teks yang berbentuk siku lebih cocok untuk publikasi formal daripada buku pendukung belajar untuk anak sekolah dasar. Siswa-siswi mengaku jarang membuka buku pepaknya, mereka membuka ketika ada pelajaran atau ulangan saja (46% anak mengaku jarang menggunakan pepak, mereka menggunakan ketika ada pelajaran bahasa daerah di sekolah (49%), ketika ada pekerjaan rumah (28%), ketika akan ulangan (4%), ketika senggang (4%)). Hal itu disebabkan oleh ketidaktertarikan siswa- siswi dengan mata pelajarannya sendiri dan tampilan pepak bahasa jawa yang tidak ada gambarnya.

Buku Pepak bergambar merupakan suatu media yang tersembunyi dalam upaya menarik minat bagi generasi muda (siswa-siswi sekolah dasar) untuk mempelajari

bahasa jawa lebih jauh dan lebih sering sehingga akan tertanam dalam dirinya sebuah dorongan untuk selalu membuka buku tersebut dan membacanya, meskipun tidak ada hubungannya dengan pelajaran di sekolah. Fenomena siswa- siswi tentang muatan lokal bahasa daerah, sekarang cinderung mengalami ketidaktertarikan dan ketidakpedulian. Para Guru mengesankan bahwa muatan lokal ini hanya seperti formalitas dalam pelaksanaan kurikulum, hal ini dibuktikan dari ketidaksiapan sekolah menyiapkan guru khusus untuk muatan lokal ini, kebanyakan guru bahasa daerah adalah guru wali kelasnya yang terkadang kurang menguasai materi pelajaran bahasa daerah ini. Hal ini menyebabkan murid sering disuruh belajar bahasa daerah secara mandiri, namun informasi yang disampaikan dalam media saat ini (buku paket/pepak basa jawa) kurang dapat membantu karena masih bersifat majemuk, dimana ada beberapa kosakata jawa yang memiliki arti yang banyak. Hal itu tentu membingungkan siswa dalam belajar mandiri, apalagi siswa yang bukan asli jawa atau siswa yang tidak dibiasakan berkomunikasi bahasa jawa di lingkungannya.

Buku pepak yang sekarang menjadi acuan wajib para pengajar dan peserta didik dalam pembelajaran bahasa daerah ini memiliki tampilan desain elemen layout yang kurang menarik bagi pengguna, khususnya siswa sehingga tidak ada dorongan untuk mempelajarinya secara mandiri jika tidak ada keperluan mendesak seperti pekerjaan rumah oleh guru. Adanya tingkat kebutuhan yang tinggi akan buku pepak bahasa jawa ini, sayangnya tidak diikuti dengan minat baca siswa/pengguna. Hal ini menjadi sebuah masalah yang bisa menyebabkan ketidakoptimalan nilai/prestasi belajar yang diraih di sekolah.

Konsep Adventurous Edu-Pepak Jawa dalam perancangan ini dimaksutkan menjadi sebuah alternatif cara belajar yang menarik dan tidak membosankan bagi anak. Buku pepak bahasa jawa yang berisi pengetahuan tentang tata cara dan kosakata dalam berbahasa jawa ini akan mengusung tema adventurous dalam bukunya. Cerita yang diusung dalam konsep ini tidak akan jauh dari bahasan pepak bahasa jawa, yaitu seputar legenda/dongeng/cerita rakyat masyarakat jawa. Serta unsur petualangan yang sangat lekat dengan kepribadian anak yang enerjik dan selalu ingin tau yaitu cerita ajisaka.

Kemasan petulangan yang tetap memiliki unsur edukasi, pesan dan nilai moral dengan lingkungan masyarakat Jawa yang terkemas di dalam Pepak Jawa dengan pengantar cerita Ajisaka sebagai penemu Hanacaraka yang sudah termasyur di masyarakat Jawa dan tentunya familiar pada anak sekolah dasar

Konsep Adventurous Edu-Pepak Jawa adalah buku pepak jawa dengan ilustrasi

yang

menggambarkan

beberapa kata atau kalimat yang ada dalam konten pepak jawa itu sendiri, cerita rakyat jawa dengan didampingi tokoh tokoh ajisaka-legenda aksara jawa dan dikemas secara modern dengan menambahkan beberapa tokoh baru menjadi sebuah pengantar yang bertugas untuk memandu pembaca lebih memahami isinya. Adventurous Edu-Pepak

Jawa

mengangkat

kebudayaan masyarakat jawa secara sederhana dan tidak jauh-jauh dengan kebiasaan audiens sehari-hari . Karakter yang dipilih merupakan hasil studi dan observasi penulis terhadap pepak

jawa

dan

watak

audiens,

sehingga yang terjadi adalah karakter melekat dalam benak audiens serta memiliki deferensiasi yang kuat dari pepak pepak terdahulu.

1. Gaya layout yang dipakai adalah Style Juvenille atau Youthfull 2. Ilustrasi yang digunakan adalah penyederhanaan/stilasi 3. Karakter

yang

digunakan

adalah

style

amerika

(cartoon

network,nickelodeon) 4. Warna yang digunakan adalah perpaduan antara warna yang cocok dengan pendekatan psikologi warna anak-anak dan susunan warna masyarakat jawa, yaitu warna yang sesuai dengan umur dan kebiasaannya dengan warna- warna yang cinderung cerah dan eye cathing sehingga dapat menarik perhatian anak dan merangsang dalam pembentukan mood.

Implementasi warna (sumber:penulis)

Diambil dari karakteristik audiens melalui hasil kuesioner AIO yaitu kecinderungan sifat audiens yang memiliki tingkat keaktifan,percaya diri dan semangat yang tinggi dan suka berpetualang serta berimajinasi tinggi, warna dia atas merupakan gambaran warna yang bersemangat yang cocok dengan tema petualangan dengan warna warna yang kuat berdasarkan literatur colour harmony.

Serta melihat gaya pewarnaan berdasarkan kartun dan karakter favorit yang disukai anak-anak dapat diambil kesimpulan beberapa warna dominan adalah warna warna kuat seperti merah kuning oranye hijau dan biru. Berdasarkan literatur, warna-warna tersebut mengandung arti semangat, enerjik, segar dan bersahabat.

Dan dengan fenomena warna yang menandakan susunan masyarakat jawa, sehingga warna sekunder dalam perancangan ini adalah : Rich, welcoming, fresh, traditional, soft, pure 5

5

Tmarks, color harmony layout. Singapore. 2006. Rockort Oublisher

Pada perancangan buku ilustrasi pepak bahasa jawa akan mengadaptasi gaya ceria dan jawa tradisional. Kesan meriah dan ceria akan dimuculkan pada detail atribut dan karakter, sedangkan tradisional akan muncul di suasana lokasi

Untuk desain layout akan menggunakan desain layout juvenille dan youthfull karena layout ini cocok untuk anak-anak yang aktif, dinamis dan konsep dari perancangan ini yaitu “Adventurous Edu-Pepak Jawa ” yang mengangkat cerita ajisaka-legenda aksara jawa. Untuk proporsi gambar dan teks adalah 50-50 antara gambar dan teks. Tipografi untuk bodyteks akan menggunakan Sans Serif untuk bodytext dengan tracking dan kerning normal sehingga memudahkan keterbacaan teks.

Huruf yang Digunakan Dalam Media Interaktif (sumber:penulis)

Huruf-huruf diatas digunakan untuk mempresentasikan kesan adventurous dan tradisional tanpa mengurangi keterbacaan informasi di dalamnya. Font SF Comic Script digunakan sebagai percakapan balon kata, sedangkan Philosopher digunakan untuk teks karena keterbacaannya yang mudah dan kaitnya mengesankan kesan tradisional.

Karakter telah dilempar ke pasar sebelumnya, dan dikarenakan pilihan pasar berbeda beda, sehingga dilakukan pennyamaan gaya gambar karakter. Karakter utama yang digunakan merupakan perpaduan antara tokoh kartun yang digemari anak-anak dan disesuaikan dengan referensi foto karakter anak SD pada daerah studi kasus.

Spesifikasi Buku Cover : Art Paper 210gram, Finishing Dove & Spot UV Isi

: HVS 80gram full colour

Jilid

: Punggung soft cover

Buku Pepak Basa Jawa (sumber:penulis)

Sebagai keterangan untuk rincian harga komuditas cetak 1000 eksemplar adalah sebagai berikut : 1. Biaya Desain isi dan kover buku : Rp 2.000.000,00 2. Biaya setting naskah

:

a. Jumlah halaman setting = 160 halaman b. Ukuran buku = 14 x 21 cm c. Harga setting per halaman = Rp. 12.000.Rumus : Biaya setting per halaman = 160 x Rp. 12.000 = Rp. 1.920.000,00 3. Biaya cetak per 1000 eksemplar = Rp 15.700.000,00 4. Margin keuntungan 20% * ( Rp 2.000.000,- + Rp 1.920.000,00 + Rp 15.700.000,00) = 20% * Rp 17.620.000,00 = Rp 352.400.000,5.Biaya Buku keseluruhan = Rp 17.620.000,-

+ Rp 35.240.000,-

= Rp

21.144.000,5. PPn + PPh = 10% * Rp 21.144.000,- = Rp 2.114.400,6. Harga Per buku = Jumlah total (+PPn+PPh) / oplah = Rp 23.258.400,-/1000 = Rp 23.258,-

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat, yaitu harus meningkatkan motivasi pembelajar. 2. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru 3. Buku Pepak Jawa Lintang dan Ajisaka ini memberikan stimulus belajar melalui ilustrasi yang menarik serta alur cerita yang disajikan secara lebih informative 4. Buku pepaak jawa akan disusun mulai dari materi yang dianggap mudah hingga yang paling susah dipelajari, yaitu kawruh basa hingga aksara jawa (hasil kuesioner siswa sekolah dasar) 5. Untuk tingkatan kelas IV-VI

tingkat kurikulum untuk mata pelajaran

bahasa daerah jawa sudah lebik kompleks dan cinderung pada pandangan objektif dalam pemahaman materi dan sudah mampu memecahkan masalah secara objektif 6. Media belajar buku bergambar masih sangat disukai dan menarik serta media yang efektif dalam penyampaian pesan dengan cerita yang erat hubungannya dengan persahabatan, petualangan, fantasi dll. 7. Untuk target segmen buku pepak jawa dalam perancangan ini, yang adalah siswa sekolah dasar atau masa kanak- kanak akhir dengan kecinderungan memiliki sifat yang ceria, aktif, dinamis, dan selalu ingin tahu dan warna yang efektif untuk menggambarkan hal ini adalah warna warna cerah seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu 8. Perwajahan huruf yang digunakan sebagai headline serta teks buku pepak jawa ini adalah perwajahan dinamis dan petualangan anak anak 9. Untuk target segmen seorang anak yang memiliki sifat dinamis dan lincah, sebaiknya pemilihan style layout tidak terlalu kaku dan dibatasi, sehingga

akan baik menggunakan style juvinile atau youtful sehingga dapat merangsang pembacanya supaya tidak bosan. 10. Fungsi Ilustrasi dalam perancangan buku pepak jawa ini adalah Memberikan gambaran tokoh atau karakter dalam cerita,

Menampilkan

beberapa contoh item yang diterangkan dalam suatu pelajaran (book text) , Memvisualisasikan langkah-demi langkah pada sebuah instruksi dalam panduan teknik 11. Karakter digunakan untuk pembentukan ciri khas dalam perancangan buku pepak jawa akan berdasar dari pendekatan psikologi sifat karakter serta kesukaan tokoh audiens yang nanntinya akan menjadi referensi pembentukan kostum, atribut. 12. Buku ilustrasi pepak bahasa jawa ini di positioningkan sebagai satusatunya media pembelajaran pepak bahasa jawa yang berilustrasi dan full colour yang lebih menarik, menyenangkan, dan lebih mudah dipahami oleh siswa-siswi sekolah dasar.

Saran 1.

Buku ilustrasi pepak jawa akan memvisualkan seluruh isi konten dengan meminimaliskan keterangan verbal yang tidak perlu

2.

Buku ilustrasi pepak bahasa jawa ini sebaiknya akan dirancang berseri dengan pembagian seri kawruh basa, paramasastra serta aksara jawa yang diharapkan dapat membantu siswa lebih mudah belajar

3.

Buku ilustrasi pepak bahasa jawa dapatditambahkan keterangan bahasa indonesia. Hal ini diharapkan dapat membantu dalam pemahaman konten pepak bahasa jawa bagi anak yang berasal dari keluarga yang bukan dari daerah jawa.

Daftar Pustaka

Adiwimarta, Sri Sukesi Dra., Geografi Dialek Bahasa Jawa di Kabupaten Surabaya. Jakarta. 1985.. PT. Etasa Dinamika Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04 / Th.IV / Juli 2004 Hutajulu, Rina, Rangsangan Kreatifitas & Emosi Anak Melalui Desain, Artikel Majalah Concept: Jakarta, 2008, PT Concept Media Tmarks, color harmony layout. Singapore. 2006. Rockort Oublisher