perbedaan kadar malondialdehid darah sebelum dan sesudah

23 downloads 170 Views 213KB Size Report
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan .... ialah pemberian jus mangga pada pagi hari sebelum sarapan selama tujuh hari.
PERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHID DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN JUS MANGGA (MANGIFERA INDICA) PADA PEROKOK DI SEKELOA BANDUNG Diah Kusumawati Universitas Advent Indonesia ABSTRAK Kini telah banyak orang mengkonsumsi rokok. Kandungan dalam asap rokok menimbulkan radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit hingga kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar malondialdehid sebelum dan sesudah pemberian jus mangga (mangifera indica) pada perokok di Sekeloa Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode experiment dengan one grup pretest-postest design. Populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa perokok di Sekeloa Bandung yang berjumlah 10 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk alat-alat dan buah mangga. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada perbedaan kadar malondialdehid pada perokok sebelum dan sesudah pemberian jus mangga (mangifera indica) selama tujuh hari setiap pagi namun masih dalam kadar malondialdehid tinggi. Saran untuk perokok diharapakan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk memberikan gambaran pengaruh merokok terhadap kesehatan dan masukan agar perokok dapat mengurangi kebiasaan merokok. Untuk bidang Penelitian, mengembangkan penelitian yang berkesinambungan mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan, memahami dengan jelas peranan malondialdehid darah yang mempengaruhi aktivitas tubuh dan mengembangkan manfaat buah mangga dalam bidang kesehatan. Kata kunci : Malondialdehid, Rokok, Mangga (Mangifera Indica) ABSTRACT Now have many people consume cigarettes. The content in cigarette smoke cause free radicals that can cause various diseases and death. The purpose of this study was to determine whether there is difference in malondialdehyde levels before and after the administration of mango juice (Mangifera indica) in smokers in Sekeloa Bandung. The method used in this research is the method of experiment with one group pretest-posttest design. Population who were respondents in this study were student smokers in Bandung Sekeloa totaling 10 people. The instrument used in this study form the tools and mangoes. The results of this study indicate that there are differences in levels of malondialdehyde in smokers before and after the administration of mango juice (Mangifera indica) for seven days every morning but still high levels of malondialdehyde. Advice for smokers expected results of this study can be used to provide an overview of information on the health effect of smoking and advice to smokers to reduce smoking. For the field study, to develop continuous research on the dangers of smoking to health, to understand clearly the role of malondialdehyde affect the activity of the body's blood and develop the benefits of mangoes in the health field. Keyword: Malondialdehyde, smoking, Mango (Mangifera Indica) 1

2 LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Fatmawati (2006) mengatakan dalam 10 tahun terakhir konsumsi rokok di Indonesia khususnya kaum lelaki mencapai peningkatan sebesar 44,1% dan total jumlah perokok di Indonesia sebesar 70%. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia awal merokok telah dimulai sejak remaja bahkan dari tahun ke tahun usia perokok semakin muda. Menurut hasil survey Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) dilaporkan bahwa anak-anak di Indonesia sudah merokok pada usia 9 tahun (Komalasari dan Helmi, 2006). Dari data WHO diperkirakan bahwa perokok di negara maju sebanyak 300 juta sedangkan negara berkembang sebanyak 800 juta. Penelitian membuktikan bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh peningkatan radikal bebas dan bahan toksin lainnya diantaranya kanker, impotensi, stroke, penyakit jantung, kulit keriput dan merusak gigi (Satiti, 2009). Dewasa ini antioksidan menjadi popular dikalangan masyarakat karena perannya yang baik untuk kesehatan dalam tubuh. Antioksidan berfungsi untuk menetralisir radikal bebas, agar tubuh dapat terlindungi dari berbagai macam penyakit degeneratif dan kanker. Mangga merupakan buah yang paling digemari hampir setiap orang karena rasanya yang manis dan aromanya mengugah selera. Kandungan dalam buah mangga sangat bagus bagi kesehatan karena terdiri dari βeta karoten, vitamin A, C dan E, mineral, asam galat, riboflavin yang berfungsi sebagai antioksidan yang berguna keremajaan kulit, baik untuk pencernaan, menjaga kesehatan mata, mulut dan tenggorokan serta mencegah kanker. Berdasarkan fakta tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul:“ PERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHID DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN JUS MANGGA (MANGIFERA INDICA) PADA PEROKOK DI SEKELOA BANDUNG”. TUJUAN Tujuan umumnya adalah mendapatkan gambaran malondialdehid darah pada perokok. Dan tujuan khususnya adalah mengetahui kadar malondialdehid pada perokok sebelum dan sesudah pemberian jus mangga (mangifera indica) serta mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kadar malondialdehid pada perokok sebelum dan sesudah pemberian jus mangga (mangifera indica). MANFAAT Untuk para perokok diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran pengaruh rokok terhadap kesehatan dan masukkan agar para perokok mengurangi kebiasaan merokok yang dapat membahayakan kesehatan bukan saja perokok aktif namun perokok pasif juga serta memotivasi perokok untuk berhenti merokok. Dan untuk bidang penelitian diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang berkesinambungan mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan, memahami dengan jelas peranan malondialdehid dan mengembangkan manfaat buah mangga dalam bidang kesehatan.

3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Buah Mangga Mangga (mangifera indica) merupakan buah tropis yang yang digemari karena rasanya yang manis dan daging yang tebal serta termaksud dalam kategori excotic fruit (Ahmad et. al, 2007: 100). Mangga dikonsumsi sebagai buah segar yang dapat diolah menjadi asinan, makanan kaleng serta jus (Soong and Barlow, 2004). Mangga adalah salah satu jenis buah-buahan yang berkeping dua (dikotilen), dengan batang lurus, besar, kuat dan akar yang jauh masuk kedalam tanah. Buah mangga tersusun dalam tiga bagian : kulit, daging dan biji (Anonim, 2012a). Klasifikasi ilmiah buah mangga sebagai berikut (Anonim, 2012a): Kingdom : Plantae Filum : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera indica Setiap buah mangga mempunyai bagian, seperti perut, punggung, dan pusat.Bagian kulit buah mangga diselimuti oleh lilin putih, berpori-pori, dan bentuk bulat keputihan.Tumbuhan mangga memiliki akar yang panjang, dengan batang yang keras dan daun mangga yang berbentuk pipih melebar berwarna hijau (Tim Bina Karya Tani, 2009 ;10-14 dan 19). Berbagai macam kandungan dalam buah mangga yang kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya (Pangkalan Ide, 2010) : 1. βeta-karoten. Mengandung antioksidan yang dapat menghambat terbentuknya sel-sel kanker serta tumor dan memperkuat sistem imun. 2. Vitamin A, C dan E. Merupakan antioksidan untuk menghambat zat pemicu kanker, menjaga kesehatan mata, membantu proses penyembuhan luka, memelihara kesehatan pembuluh-pembuluh kapiler dan menjaga kekuatan gusi dan gigi. 3. Magnesium. Terdapat dalam tulang, berperan penting mencegah pengumpalan platelet, membantu menjaga kesehatan paru, merileksasi otot dan menjaga metabolisme tubuh agar tetap stabil. 4. Kalium. Baik untuk mengaktifkan kontraksi otot, keteraturan denyut jantung dan membantu mengurangi efek natrium dalam peningkatan darah yang dapat menghindari resiko terkena stroke. Buah mangga mengandung kalium, magnesium, dan berbagai macam vitamin yang tergolong antioksidan. Dalam mangga terdapat karotenoid yang disebut crytoxanthin yaitu pelindung terhadap segala jenis kanker (Suwarto,2010). Salah satu antioksidan yang berkhasiat terdapat dalam mangga disebut mangiferin. Antioksidan berfungsi mengikat radikal bebas dan menghambat terjadinya kerusakan sel. Meningkatnya radikal bebas ditandai dengan antioksidan yang rendah dan tingginya kadar malondialdehid dalam plasma. Efek negatif radikal bebas dapat dihambat dengan antioksidan yang terdapat dalam buah mangga (Winarsih, 2010:168).

4 2.2 Konsep Dasar Rokok Rokok merupakan campuran tembakau berupa zat-zat berbahaya yang dibungkus dalam kertas gulungan. Rokok yang terbuat dari bahan tembakau kering, kertas, zat perasa yang dapat dibentuk oleh elemen Karbon (C), elemen Hidrogen (H), elemen Oksigen (O), elemen Nitrogen (N), elemen Sulfur (S) dan elemen-elemen lain yang berjumlah kecil (Sukendro, 2007:81). Asap rokok memproduksi partikel padat yang tersuspensi menjadi gas. Asap rokok selain terdiri dari gas, partikel dan cairan juga terdapat oksidan, dimana 400 diantaranya beracun dan 43 senyawa bersifat karsinogenik (Syamsulina, 2007:86-87). Beberapa macam bahan kimia yang terdapat pada rokokpaling berbahaya diantaranya : 1. Tar. Tergolong zat karsinogen yang dapat menumbuhkan kanker (Sukendro, 2007:82-83), serta merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan mengiritasi paru-paru, sehingga meningkatkan produksi lendir, akibatnya seseorang sulit bernafas. (Ellizabet, 2010). 2. Nikotin. Alkolid toksis yang ada pada rokok. Sebatang rokok mengandung 1-3 mg nikotin. Nikotin masuk ke otak dalam waktu 10 detik kemudian diedarkan ke seluruh tubuh selama 15-20 menit. Pada paru dapat menghambat aktifitas silia, meningkatkan hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung lebih cepat yang mengakibatkan timbulnya hipertensi (Sukendro, 2007;83). 3. Karbon monoksida. Gas yang tidak berwarna, kandungan dalam asap rokok 2-6% dan dalam paru-paru bereaksi sebagai pengikat hemoglobin (Hb) 200 kali lebih kuat dari oksigen. Waktu paruh 4-7 jam, Hb dapat terisi oleh karbon monoksida dengan bentuk COHb (Carboly Hemoglobin) yaitu sebanyak 10% sehingga mengakibatkan seluruh tubuh akan kekurangan oksigen (Sukendro, 2007:83-84). Asap rokok mengandung oksidan yang diperkirakan jumlahnya 10 15-1018 molekul radikal bebas setiap hisapan rokok. Asap rokok merupakan substansi yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas dalam tubuh (Syamsulina, 2007:87-88). Timbunan partikel atau gas beracun dalam waktu yang cukup lama dapat menimbulkan inflamasi kronik (Agusti AGN et.al, 2003). Kebiasaan rokok beresiko meningkatkan radikal bebas. Oleh karena kandungan nitrogen oksida dari asap rokok yang merupakan oksidator kuat sehingga menyebabkan terjadinya perioksidasi lipid dan menghasilkan malondialdehid. Radikal bebas yang tinggi dan antioksidan yang rendah akan meningkatkan kadar malondialdehid darah dalam tubuh (Priyanto, 2009). 2.3 Konsep Dasar Malondialdehid Darah Malondialdehid adalah senyawa dialdehida yang merupakan produk akhir peroksidasi lemak tak jenuh dalam tubuh oleh radikal bebas. Tingginya kadar malondialdehid dalam plasma, merupakan ukuran dimana terjadi peningkatan radikal bebas dan penurunan antioksidan dalam tubuh. Malondialdehidbersifat toksin terhadap sel dan dapat menimbulkan perubahan pada DNA bahkan sampai oksidasi lesi mutagenik (Winarsi,2011). Radikal bebas merupakan suatu molekul yang tidak berpasangan dalam orbitnya dan sangat reaktif sehingga mampu bereaksi dan mengikat elektron molekul sel tubuh. Salah satu sumber ROS adalah rokok. Rokok akan menyebabkan reaktivitas ROS dengan merusak DNA, protein dan lipid penyusun sel. Rendahnya aktivitas enzim superoksida dismutase, katalase, glutation perioksidase dan kadar vitamin C, E dan βeta-karoten dapat meningkatkan kadar ROS dalam

5 tubuh (Winarsi,2011). Sedangkan Antioksidan adalah senyawa yang dapat memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Pada konsentrasi rendah daripada konsentrasi makromolekul target oksidasi, antioksidan dapat menghambat oksidasi lipid, protein, karbohidrat dan DNA (Prangdimurti,2007). METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment dengan one grup pretest-postest design. Model penelitian one grup pretest-postest design adalah memberikan intervensi atau perlakuan pada subjek penelitian untuk mengetahui hasil perubahan pada objek setelah intervensi dilakukan (Machfoedz, 2007). Pada penelitian ini intervensi yang dilakukan ialah pemberian jus mangga pada pagi hari sebelum sarapan selama tujuh hari. Perubahan yang dilihat adalah perbedaan kadar malondialdehid sesudah dan sebelum dilakukan intervensi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa perokok di Jln. Sekeloa Selatan 1 No.25/152C RT/RW:05/03 Kel.Lebak Gede Kec.Coblong, Bandung, Jawa Barat berjumlah 10 orang yang bersedia secara sukarela ikut serta dan memenuhi kriteria yang ada dengan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini digunakan instrumen eksperimen adalah sebelum dan sesudah pemberian jus mangga pada perokok di Sekeloa Bandung (Champbell, 2004;47). Darah diambil mengunakan jarum suntik, torniket, alcohol swab, plester, tabung pengisi darah dan kotak pendingin. Kadar malondialdehid darah pada responden diukur sebelum dan sesudah pemberian jus mangga dilaboratorium dengan alat yang bernama specto-fotometri untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang terjadi. Pengumpulan data dilakukan setelah meminta ijin kepada Ketua RT/RW 05/03 Kel. Lebak Gede Kec. Coblong, Bandung, Jawa Barat untuk meminta persetujuan dalam pengumpulan data. Sebelum dilakukan pengumpulan data maka dijelaskan mengenai tujuan pengumpulan data yang terdiri dari manfaat buah mangga sebagai antioksidan dalam penurunan kadar malondialdehid. Kemudian peneliti menjelaskan maksud dari surat persetujuan (infrom consent) yang dibagikan pada setiap responden. Setelah itu peneliti mengambil darah responden untuk diperiksa di laboratorium dengan alat spectro-metri dibantuan oleh asisten. Selanjutnya diberikan terapi jus mangga setiap pagi sebelum sarapan selama tujuh hari. Prosedur pembuatan jus mangga yaitu buah mangga dicuci bersih dengan sabun dan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel, kemudian buah mangga dikupas dari kulitnya dan dipotong-potong kecil dipisahkan dari bijinya, dimasukkan kedalam blender sebanyak 200mg dengan ditambah air dan gula non kalori menjadi 100cc. Pemberian jus mangga menjadi sebanyak 300cc dengan teknik steril. Dilakukan pengambilan darah ulang pada hari ke delapan untuk melihat ada tidaknya perbedaan kadar malondialdehid darah yang terjadi sebelum dan setelah data dikumpulkan. Setelah data dikumpulkan selanjutnya diolah guna memberikan hasil penelitian. Untuk menjawab identifikasi masalah pertama: “Berapakah kadar malondialdehid darah pada perokok di Sekeloa Bandung sebelum pemberian jus mangga?”, maka dilihat klasifikasi kadar malondialdehid darah berdasarkan tabel 3.1 berikut.

6 Tabel 3.1 Kadar Malondialdehid Darah Kadar Malondialdehid Interpretasi 10,9 mol/ml Tinggi Untuk menjawab identifikasi masalah kedua, yaitu : ”Berapakah kadar malondialdehid darah pada perokok di Sekeloa Bandung sesudah pemberian jus mangga?”, maka dilakukan sesuai dengan cara pada identifikasi masalah pertama. Untuk menjawab identifikasi masalah ketiga yaitu : ”Apakah ada perbedaan antara kadar malondialdehid darah sebelum dan sesudah perlakuan pada mahasiswa perokok dirumah kontrakan Sekeloa Bandung?”. Maka diakukan uji hipotesa dengan uji-t test menggunakan rumus menurut Sugiyono (2008:122). Menurut Sugiyono (2008:97) pada kriteria pengujian data dua pihak, bila < maka H0 diterima dan harga adalah harga mutlak, bila > maka Ha diterima. Jadi tidak dilihat (+) atau (-), dimana dicari dari tabel distribusi “t”. dapat diperoleh dengan menetapkan tingkat signifikan dan derajat kebebasan dk. Pada penelitian ini yang digunakan adalah 0,05 dan dk= + – 2. HASIL DAN ANALISIS Untuk menjawab identifikasi masalah pertama yaitu: “ Berapa kadar malondialdehid darah sebelum pemberian jus mangga pada perokok di Sekeloa Bandung?”, maka hasil nilai kadar malondialdehid diukur dengan spectro-fotometri di laboratorium dan dicatat pada tabel 4.1. Kemudian dihitung nilai rata-rata kadar malondialdehid tersebut dengan rumus Sugiyono. Hasil nilai rata-rata kemudian dikonversikan dengan kadar malondialdehid darah pada tabel 3.1. Tabel 4.1 Kadar Malondialdehid Sebelum Pemberian Jus Mangga No Kadar Malondialdeid (mol/ml) 1. 1283,11 2. 1071,46 3. 886,27 4. 462,98 5. 701,08 6. 1005,32 7. 648,17 8. 701,08 9. 1216,97 10. 1256,65 Jumlah Total 9233,09

7 Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pemeriksaan kadar malondialdehid darah sebelum pemberian jus mangga yaitu 923,309. Berdasarkan perbandingan kadar malondialdehid darah maka diuraikan pada tabel 4.1 nilai tersebut dalam kadar malondialdehid tinggi. Analisis data diatas menunjukkan bahwa sebelum pemberian jus mangga pada perokok selama tujuh hari sebelum sarapan setiap pagi dalam kadar malondialdehid tinggi. Sebelum mengkonsumsi jus mangga para responden beresiko terkena berbagai jenis penyakit, hal ini karena kandungan zat-zat dalam rokok yang bersifat toksin sebagai pemicu radikal bebas yang dapat meningkatkan kadar malondialdehid darah dalam tubuh. Merokok dapat mengubah fungsi dan bentuk jaringan serta organ, khususnya saluran pernapasan yang rentan terjadi pembengkakan dan penyempitan, oleh karena dalam rokok sebagian besar mengandung karsinogen dan mudah diabsorpsi dalam darah (Gondodiputro,2007). Untuk menjawab identifikasi masalah kedua, yaitu: “Berapa kadar malondialdehid darah sesudah pemberian jus mangga pada perokok di Sekeloa Bandung?”, maka hasil nilai kadar malondialdehid yang diukur dengan spectro-metri dicatat pada tabel 4.2 kemudian dihitung nilai rata-rata kadar malondialdehid darah dengan rumus Sugiyono. Hasil nilai rata-rata kemudian dikonversikan dengan kadar malondialdehid darah pada tabel 3.1. Tabel 4.2 Kadar Malondildehid Sesudah Pemberian Jus Mangga No Kadar Malondialdeid (mol/ml) 1. 1216,97 2. 965,64 3. 701,08 4. 396,84 5. 621,71 6. 912,72 7. 595,26 8. 595,26 9. 1322,79 10. 1071,46 Jumlah Total 8399,73 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pemeriksaan kadar malondialdehid sesudah pemberian jus mangga yaitu 839,973. Berdasarkan perbandingan kadar malondialdehid darah maka diuraikan pada tabel 4.2 nilai tersebut terjadi penurunan sesudah pemberian jus mangga namun masih dalam kadar malondialdehid tinggi. Analisis data diatas menunjukkan bahwa sesudah pemberian jus mangga pada perokok selama tujuh hari setiap pagi sebelum sarapan masih dalam kadar malondialdehid tinggi namun terjadi penurunan sesudah pemberian jus mangga. Mangga merupakan buah yang kaya akan fungsi. Diperkaya vitamin, mineral, kalium, kalsium dan serat yang berguna baik bagi kesehatan tubuh khususnya sebagai antioksidan yang dapat menurunkan kadar malondialdehid darah (Wirakusumah,2007).

8 Untuk menjawab identifikasi masalah yang ketiga yaitu “Apakah ada perbedaan antara kadar malondialdehid darah sebelum dan sesudah pemberian jus mangga pada perokok di Sekeloa Bandung?”maka dilakukan uji hipotesa dengan uji t-test meggunakan rumus Sugiyono (2008:122). 4.3 Tabel Hasil Pengolahan Data Responden

-

1.

1283.11

1216.97

1646371

1481016

1561506

2.

1071.46

965.64

1148027

932460.6

1034645

3.

886.27

701.08

785474.5

491513.2

621346.2

4.

462.98

396.84

214350.5

157482

5.

701.08

621.71

491513.2

6.

1005.32

912.72

7.

648.17

8.



)2

-

(



)2

129456.76

376.997

142126.738

148.151

21948.7188

125.667

15792.1949

-37.039

1371.88752

-138.893

19291.2654

183729

-460.329

211902.788

-443.133

196366.856

386523.3

435868.4

-222.229

49385.7284

-218.263

47638.7372

1010668

833057.8

917575.7

82.011

6725.80412

72.747

5292.12601

595.26

420124.3

354334.5

385829.7

-275.139

75701.4693

-244.713

59884.4524

701.08

595.26

491513.2

354334.5

417324.9

-222.229

49385.7284

-244.713

59884.4524

9.

1216.97

1322.79

1481016

1749773

1609796

293.661

86236.7829

482.817

233112.255

10.

1256.65

1071.46

1579169

1148027

1346450

333.341

111116.222

231.487

53586.2312

9233.09

8399.73

9268227

7888522

8514070,793

0

832975.309

Total

359.801

(

0

743231.89

Nilai korelasi sebelum dan sesudah pemberian jus mangga pada perokok adalah 0,964. varians sampel sebelum (S ) = 82581,321 dan sesudah (S ) = 92552,78. Standar deviasi merupakan akar kuadrat dari varians. Standar deviasi sebelum (S ) = 287,36966 dan sesudah (S ) = 304,22494. Maka didapatkan harga uji t adalah: 3,250. dk = 10+10-2 = 18.Menurut Sugiyono (2008:97) pada kriteria pengujian dua pihak, bila thitung  ttabel maka H0 diterima, jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan harga thitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-), dimana ttabel dicari dari tabel distribusi “t”. Berdasarkan hasil olahan data diatas, diketahui bahwa hasil thitung = 3,250 dan ttabel = 2,101. Menurut Sugiyono (2008:97) pada kriteria penguji dua pihak, bila t hitung  ttabel maka H0 diterima. Harga thitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya. Oleh sebab itu maka 3,250>2,101 maka thitung >ttabel. Berarti H0 ditolak dan Ha diterima dengan signifikasi pada taraf kepercayaan 95%, nilai  = 0,05 dan dk =18. Analisis diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar malondialdehid darah sebelum dan sesudah pemberian jus mangga pada perokok di Sekeloa Bandung. Hal tersebut memperlihatkan bahwa penelitian yang dilakukan selama tujuh hari pemberian jus mangga setiap

9 pagi sebelum sarapan pagi memberikan perbedaan terhadap kadar malondialdehid darah. Sebelum pemberian jus mangga pada perokok kadar malondialdehid tinggi dan setelah pemberian jus mangga selama tujuh hari setiap pagi sebelum sarapan terjadi penurunan namun tetap dalam kadar malondialdehid tinggi. Dengan demikian, pemberian jus mangga dapat menurunkan kadar malondialdehid darah. Penurunan kadar malondialdehid darah dengan pemberian jus mangga 200mg diminum selama tujuh hari setiap pagi sebelum sarapan pagi pada perokok di Sekeloa Bandung. Penelitian membuktikan bahwa kandungan mangga sebagai antioksidan dapat menurunkan kadar malondialdehid darah. Antioksidan berfungsi mengikat radikal bebas dan menghambat terjadinya kerusakan sel (Winarsih, 2010:168). KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian mengenai perbedaan kadar malondialdehid darah sebelum dan sesudah pemberian jus mangga (mangifera indica) pada perokok di Sekeloa Bandung, maka peneliti mengambil suatu kesimpulan. Selain itu juga penulis memberikan saran-saran kepada perokok di Sekeloa Bandung dan bidang penelitian. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Sebelum pemberian jus mangga pada perokok di Sekeloa Bandung kadar malondialdehid tinggi yaitu 923,309. 2. Sesudah pemberian jus mangga pada perokok di Sekeloa Bandung tetap dalam kadar malondialdehid tinggi namun terjadi penurunan setelah pemberian jus mangga yaitu 839,973. 3. Ada perbedaan kadar malondialdehid sebelum dan sesudah pemberian jus mangga pada perokok di Sekeloa Bandung. Setelah mengadakan penelitian dan menarik kesimpulan, maka penulis ingin memberikan saran yang dapat berguna bagi perokok di Sekeloa Bandung serta bidang penelitian. Untuk para perokok dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi untuk memberikan gambaran pengaruh merokok terhadap kesehatan dan masukan agar perokok dapat mengurangi kebiasaan merokok yang dapat membahayakan kesehatan bukan saja perokok aktif tapi perokok pasif juga. Selain itu juga memotivasi perokok untuk berhenti merokok. Untuk bidang penelitan diharapkan dapat digunakan, untuk mengembangkan penelitian yang berkesinambungan mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan, memahami dengan jelas peranan malondialdehid darah yang mempengaruhi aktivitas tubuh dan mengembangkan manfaat buah mangga dalam bidang kesehatan.

10 DAFTAR PUSTAKA Agusti AGN, Noguera A, Sauleda J, Sala E, Pons J, Busquets X. Eur Respir J 2003.System effect of cronic obstructive pulmonary disease. Anonim,2011a.KlasifikasiBuahMangga.http://www.plantarum.com/indekx.ph?plant=812.1 April 2012, Makasar. Champbell, D.T. 2004. Experimental dan quasi-experiment designs for research. Chicago: rand McNally Collage. Elizabeth, Lisa.2010. Stop Merokok.Yogyakarta: Garailmu Fatmawati,2006. Materi Bahaya Rokok untuk Kurikulum Sekolah. online]. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0609/15/opi01.html. 25 Januari 2008. Gondodiputra. 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau. Bagian Ilmu Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung. online]. 2 September 2012. Komalasari, D dan A.F.Helmi. 2006. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. online]. avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilakumerokok avin pdf. 15 Januari 2008. Machfoedz, I. 2007. Statistika Deskriptif Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan (Bio Statistika). Yogyakarta: Fitramaya. Pangkalan Ide, 2010. Health Secret of Manggo: Mengupas Khasiat Raja Buah Ayurveda yang Kaya Mangiferinsi Antioksidan. Jakarta: PT Elek Media Komputindo. Priyanto. 2009. Toksisitas Radikal Bebasin : Toksikologi. Depok: Leskonfi. Saiti, Alfi. 2009. Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Yogyakarta: Data Media. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sumber: Majalah Nirmala. www.cybernet.cbn.net Sukendro, Suryo. 2007. Filosofi Rokok, Sehat Tanpa Berhenti Merokok. Yogyakarta: Pinus Book Publiser. Surwarto, Agus. 2010. 9 Buah dan Sayuran Sakti Tangkal Penyakit. Penerbit Liberplus. Yogyakarta: Kanisius. Soong Y.Y and Barlow, P.J. 2004. Antioxidant Activity and Phenolic Content of Selected Fruit Seeds. Food Chemistry. Volume 88. Revianti, Syamsulina. Pengaruh Radikal Bebas Pada Rokok Terhadap Timbulnya Kelainan di Rongga Mulut. DENTA Jurnal Kedokteran Gigi FKG UHT. Vol.1. online]. journal.unissula.ac.id//article//20/20. 2 Febuari 2007. Tim Bina Karya Tani. 2009. Budidaya Tanaman Dengan Pedoman Bertanam Mangga. Bandung: Yrama Widya. Winarsih, Hery. 2011. Pembentukan Senyawa Oksigen Reaktif dan Radikal Bebas in: Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kansius. Wirakusumah, Emma 2007. 202 Jus Buah dan Sayuran Untuk Menjaga Kesehatan dan Kebugaran Anda. Jakarta: Penebar Swadaya.