pidato menteri agama ri pada konferensi pengembangan kebijakan ...

5 downloads 498509 Views 48KB Size Report
28 Ags 2006 ... Pembukaan Konferensi Pengembangan Kebijakan Pendidikan Anti-Korupsi di ... dapat menjadi contoh untuk tidak melakukan korupsi.
PIDATO MENTERI AGAMA RI PADA KONFERENSI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM FORUM REKTOR UIN/IAIN SE-INDONESIA TANGGAL 28 AGUSTUS 2006 DI JAKARTA Bismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yth. Para Rektor UIN/IAIN Se-Indonesia; Hadirin sekalian yang saya hormati. Pada kesempatan ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya kita dapat bersama-sama bersilaturrahim dalam acara Pembukaan Konferensi Pengembangan Kebijakan Pendidikan Anti-Korupsi di UIN/IAIN SeIndonesia. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, karena kehadirannya mampu menjadikan agama sebagai rahmat bagi semua alam semesta. Para peserta konferensi yang saya hormati, Harus diakui, praktik dan tindak korupsi termasuk kolusi dan nepotisme, telah merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kita semua menyadari bahwa korupsi merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, karena telah memasukkan kita ke dalam lingkaran krisis yang berkepanjangan. Banyak langkah dan usaha yang telah kita galakkan untuk menghentikan praktik dan tindak korupsi, namun hal itu tidaklah mudah dan selalu menghadapi tantangan yang berat. Usaha dan langkah pemberantasan korupsi telah dilakukan oleh para pemimpin nasional kita. Upaya itu mengaaami pasang surut pada setiap masa pemerintahan. Kini, upaya itu menemukan momentumnya kembali sejak awal reformasi sewindu lalu. Momentum itu telah diformalisasikan di dalam ketetapan dan kebijakan resmi negara, oleh MPR, DPR, maupun eksekutif. Meskipun tantangan pemberantasan korupsi selalu menghadang kita, kita tidak boleh berhenti dan bahkan tidak boleh mundur walaupun selangkah. Tahapan-tahapan dan langkahlangkah gerakan anti korupsi yang telah kita lakukan bersama selama ini akan semakin kuat bila didukung dengan ajaran agama. Bagi semua agama, termasuk agama Islam, praktik dan tindakan korupsi sangat dikutuk. Di dalam hadis Nabi Muhammad SAW

Artinya : "kutukan Allah terhadap penyuap dan penerima suap" (HR. Imam BukhariMuslim). Dalam literatur bahasa Arab modem, risywah seperti disebut dalam hadis itu tidak hanya berarti "penyuapan" (bribery), tetapi juga ketidakjujuran (dishonesty). Lebih dari itu, para ulama kontemporer menyepakati bahwa risywah berarti tidak hanya korupsi "konvensional", tetapi juga mencakup bentuk-bentuk korupsi lainnya, seperti pencurian dan bahkan perampokan.

Di sini jelas, bahwa Islam sangat membenci dan melarang korupsi. Dalam hal ini, sangat tidak adil bila ada orang yang sampai mengkambinghitamkan dan mengaitkan ajaran Islam yang mengharamkan korupsi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, bahkan merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di muka bumi. Kita katakan tidak fair, karena faktor-faktor penyebab maraknya korupsi dan penyimpanganpenyimpangan lain di dalam masyarakat sangat kompleks dan rumit, bukan karena ajaran agama. Ajaran agama justru membenci tindak korupsi. Islam memandang bahwa tindakan korupsi merupakan penyimpangan dari fitrah kemanusiaan, yang pada gilirannya mempengaruhi tidak hanya posisi individu dan masyarakat dari aspek keimanannya kepada Tuhan. Karenanya, dalam konteks agama Islam, perbuatan korupsi bisa termasuk ke dalam kategori dosa besar di sisi Allah. Bila dijelaskan secara sederhana, dengan melakukan korupsi seseorang lebih mempertuhankan harta benda dan kekayaan, mengabaikan larangan Tuhan. Dalam perspektif Islam, pelaku korupsi telah melakukan pengkhianatan bukan hanya kepada Tuhan, tetapi juga kepada fitrah kemanusiaannya yang penuh kesucian. Lebih jauh, dalam Islam, korupsi merupakan tindakan yang bertentangan dengan keadilan (al-'adaalah), kejujuran, dan akuntabilitas. Korupsi yang menimbulkan distorsi dalam kehidupan individu, masyarakat, dan negara termasuk ke dalam perbuatan fasad atau kerusakan di muka bumi. Karena sifatnya merusak, maka Islam sangat keras melarang praktik korupsi. Dalam sejarah Islam awal, ketika melakukan pemberantasan korupsi, Nabi Muhammad menekankan pada pemberian sanksi sosial, ancaman eskatologis, dan bimbingan penyempurnaan akhlak (moral) bagi pejabat. Nabi Muhammad SAW, misalnya, melarang pejabat menerima hadiah. Nabi juga menjelaskan bahwa barang yang dikorupsi akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Menurut aj aran Islam, dosa pelaku korupsi tidak bisa hilang dengan cara mensedekahkan hasil korupsi sebagai upaya penyucian dosa. Hadirin yang kami hormati, Upaya pencegahan korupsi akan berhasil dengan baik, apabila individu-individu dari kita dapat menjadi contoh untuk tidak melakukan korupsi. Dengan demikian, kita pun dapat menasehati orang lain untuk tidak melakukan perbuatan terkutuk tersebut. Dalam konteks ini, usaha-usaha dan langkah-langkah pemberantasan korupsi yang sudah dilakukan selama ini seharusnya juga mendapat dukungan dari lembaga pendidikan agama. Lembaga pendidikan Islam seperti UIN/IAIN memiliki tanggung jawab yang tidak ringan di dalam menanamkan sikap anti korupsi kepada setiap peserta didiknya. Karena itu, saya menyambut baik usaha yang dilakukan Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), Pusat Studi Agama dan Budaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menerbitkan buku ajar tentang pendidikan anti korupsi. Nantinya, buku ajar ini diharapkan bisa menjadi salah satu bahan matakuliah di lingkungan perguruan tinggi Islam, semisal UIN-IAIN. Harapan saya, semoga dengan buku ajar tentang pendidikan anti korupsi di UIN/IAIN ini bisa dikembangkan pula di perguruan tinggi lainnya dengan analisis yang berbeda. Dengan demikian, pada masa-masa mendatang, negara kita berkembang terus menjadi negara yang bersih sehingga terwujud negara yang makmur dan sejahtera.

Akhirnya, dengan senantiasa memohon ridho Allah SWT, dengan mengucapkan "Bismillahirrahmaanirrahiim" acara Konferensi Pengembangan Kebijakan Pendidikan AntiKorupsi di UIN/IAIN Se-Indonesia secara resmi saya nyatakan dibuka. Kepada seluruh peserta, saya ucapkan selamat mengikuti kegiatan ini, semoga dapat membuahkan basil yang bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Agustus 2006 Menteri Agama ttd Muhammad M. Basyuni

Disampaikan pada Acara Konferensi Pengembangan Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi Dalam Forum Rektor UIN/IAIN Se-Indonesia, tanggal 28 Agustus 2006 di Jakarta.