SISTEM INFORMASI REHABILITASI NAPZA BERBASIS WEB Mohd ...

113 downloads 12275 Views 478KB Size Report
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen ... terhadap perkembangan pasien napza dengan berbasis web dan mobile access  ...
SISTEM INFORMASI REHABILITASI NAPZA BERBASIS WEB Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Dosen : Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp., MARS

Mohd. Syukri 1006833880

PROGRAM PASCA SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2011

FIK – UI 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALAH SWT, atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tentang Sistem Informasi Rehabilitasi NAPZA. Adapun tugas ini untuk memenuhi tugas salah satu Mata Ajar Sistim Informasi Manajemen. Terselesaikannya tugas ini mendapatkan bimbingan dan arahan oleh berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. DR. Dewi Irawati, PHD selaku Dekan FIKUI 2. Prof. Achir Yani Hamid, DCN, selaku Pembmbing Akademik 3. Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp, MARS, selaku Koordinator Mata Ajar 4. Teman-teman Angkatan VII Program Magister Keperawatan Jiwa

Mohon kritik dan saran membangun untuk pembuatan laporan yang akan dating. Mudahmudahan dapat berguna untuk penulis pada khususnya dan bagi mahasiswa pada umumnya.

Depok, November 2011

Penulis

FIK – UI 2011

ABSTRAKS Mohd. Syukri

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah menggunakan narkoba di tengah keluarga merupakan dukungan yang amat berharga. hidup dengan bekal pendidikan yang terbatas. Oleh karena itu pentingnya teknologi informasi (TI) sangat membantu dalam hal pengambilan keputusan khususnya bagi keluarga yang ingin memonitoring keluarganya yang terkena napza di panti rahabilitasi. Sistem Informasi Rehabilitasi NAPZA merupakan aplikasi yang dibuat untuk pemantauan terhadap perkembangan pasien napza dengan berbasis web dan mobile access yang tepat guna serta membantu keluarga dalam hal pemantauan pasien.

Kata kunci: Sistem, Informasi, Rahabilitasi, NAPZA

A. Latar Belakang Bahaya narkoba merupakan salah satu permasalahan pokok yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini, karena permasalahan narkoba bukan hanya merupakan masalah di bidang kesehatan saja, akan tetapi juga menyangkut berbagai bidang antara lain bidang sosial, ekonomi, kriminal, budaya, agama dan lain-lain. Ancaman bahaya narkoba semakin meningkat dengan indikasi semakin meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba tiap tahun dan dengan diketemukannya fakta bahwa bangsa Indonesia tidak lagi sebagai wilayah transit peredaran narkoba dunia, akan tetapi bangsa Indonesia telah menjadi produsen narkoba dan konsumen bagi peredaran narkoba yang sangat besar di dunia. Mengingat besarnya ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba bagi bangsa Indonesia tersebut di atas, maka dalam upaya pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pemerintah telah mencanangkan “Indonesia bebas narkoba 2015”.

FIK – UI 2011

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten

Kurangnya informasi dalam hal cara penanganan menjadi masalah tersendiri, Oleh karena itu perlu diwujudkan lingkungan yang mendukung. Di Indonesia lingkungan yang paling penting adalah keluarga. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah menggunakan narkoba di tengah keluarga merupakan dukungan yang amat berharga. hidup dengan bekal pendidikan yang terbatas. Oleh karena itu pentingnya teknologi informasi (TI) sangat membantu dalam hal pengambilan keputusan khususnya bagi keluarga yang ingin memonitoring keluarganya/pasien rehabilitasi yang terkena NAPZA di panti rehabilitasi.

Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang pesat pada saat ini. Contohnya penggunaan computer, web sebagai salah satu sarana penunjang dalam sistem informasi dapat memberikan hasil yang lebih untuk output sebuah sistem, yang bersifat informative, aktual dan mudah diakses oleh masyarakat, sehingga diperlukan jaringan informasi sampai tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota secara langsung yang akan mempercepat penyajian dan penyediaan data bagi masyarakat secara actual dan akurat. tentunya bila system di dalamnya telah berjalan dengan baik (Dhaini, 2003).

Sistem Informasi Rehabilitasi NAPZA merupakan aplikasi yang dibuat untuk pemantauan terhadap perkembangan pasien napza dengan berbasis web dan mobile access yang tepat guna serta membantu keluarga dalam hal pemantauan pasien.

B. Kajian Literatur Sebuah sistem memiliki model umum yaitu input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-

FIK – UI 2011

sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebuah sistem. Karakteristik tersebut adalah komponen system, batasan system, lingkungan luar system, penghubung system, masukan, keluaran, pengolahan system, serta sasaran system (Sutabri, 2005).

Sistem Informasi Rehabilitasi NAPZA merupakan aplikasi yang dibuat untuk pemantauan terhadap perkembangan pasien napza dengan berbasis web dan mobile access yang tepat guna serta membantu keluarga dalam hal pemantauan pasien.

Pada dasarnya web adalah sebuah basis data jalinan komputer di seluruh dunia yang menggunakan sebuah arsitektur pengambilan informasi yang umum. Secara konsep, web merupakan sebuah klien atau server sistem manajemen basis data. Web merupakan salah satu layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke Internet. Pemakai dituntun untuk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang ditampilkan dalam browser web. Informasi yang terdapat dalam www tidak hanya berupa teks tetapi juga gambar dan multimedia. Sejalan dengan penggunaan web di luar negeri sudah digunakan “e – volution Treat system” yang juga berbasis web diperuntukan pada pasien dengan masalah kesehatan mental dan adiksi. Pada system pelayanan ini akan diperoleh informasi tentang pengobatan pasien, status fungsional, psikologis, social, dan lingkungan yang dibutuhkan oleh pasien (Diane. D, 2010). Selain memberikan keuntungan informasi mudah diakses, pelayanan berbasis web juga memiliki kelemahan yakni data yang ada bisa saja disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

Untuk menjamin keutuhan dan kualitas informasi yang akan dihasilkan maka keamanan sistem informasi menjadi bagian yang sangat penting sebab data dan informasi perlu dilindungi dari faktor kecerobohan, kesengajaan dan masalah teknis serta etika yang diperkirakan dapat merusak, menghilangkan atau menghambat proses distribusinya. Jaminan keamanan suatu sistem informasi yang terhubung ke Internet mutlak diperlukan agar ancaman dan gangguan yang ditujukan pada sistem informasi dapat diantisipasi.

FIK – UI 2011

Untuk mencegah adanya akses ilegal, dikembangkan sebuah konsep Network Security Architecture, yang mencakup 7 lapis tingkat keamanan pada sistem informasi, yaitu: (Sutabri, 2005) 7. Lapis ketujuh : Kebijaksanaan Lapis ini berfungsi mendefinisikan kebijakan organisasi, mulai dari resiko terbesar yang mungkin terjadi hingga implementasi prosedur yang digunakan. Lapis kebijaksanaan menjadi pelindung terhadap keseluruhan program pengamanan 6ip an informasi. 2. Lapis keenam : Personil Lapis ini melibatkan segi manusia yang berperan dalam system informasi, seperti : siapa yang melakukan instalasi, konfigurasi, pengoperasian hingga orang-orang yang mengakses informasi. 3. Lapis kelima : Local Area Network Lapis ini melibatkan peralatan dan data yang harus mendapat proteksi serta prosedur pengawasan dan 6ip ant yang diterapkan pada system informasi . 4. Lapis keempat : Batas dalam jaringan Lapis ini mendefinisikan daerah penyangga yang menjadi pemisah antara batas 6ip an jaringan 6ip a dengan jaringan luar. Daerah penyangga ini dikonsentrasikan pada suatu titik sehingga akan lebih mudah dalam mengisolasi 6ip an dari koneksivitas ke luar bila terjadi gangguan. 5. Lapis ketiga : Gateway Gateway merupakan pintu utama dari sebuah 6ip an informasi, sehingga perlu dilakukan pengamanan sebaik mungkin. Servis public sebaiknya diletakkan pada lapis ini guna meminimalisasi kemungkinan akses yang lebih jauh ke dalam 6ip an. 6. Lapis kedua : Paket Penyaringan Lapis ini mendefinisikan platform yang berada di antara network interface lapis 3 (gateway) dengan network interface yang menjadi tempat penerapan metode firewall. Lapis ini lebih bersifat sebagai program yang menjalankan fungsi pengawasan (monitoring) terhadap paket-paket data yang masuk maupun yang keluar 6ip an. 7. Lapis kesatu : Batas Luar Jaringan Batas luar jaringan merupakan titik dimana 6ip an terhubung ke Internet dan pemilik 6ip an tidak memiliki 6ip ant langsung terhadap titik tersebut.

FIK – UI 2011

Semoga dengan aplikasi ini dapat memberikan rekomendasi serta usulan metode yang dapat digunakan dalam pengembangan teknologi informasi dalam suatu organisasi panti rehabilitasi agar tidak manual lagi dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari khususnya dalam memberikan report kondisi kepada keluarga pasien. Berikut tampilan layanan Sistem Informasi Rehabilitasi NAPZA yang menggunakan web sebagai media informasi kepada keluarga pengguna napza

FIK – UI 2011

C. Kesimpula dan rekomendasi Di luar negri sudah berkembang 8ip an dokumentasi

yang berbasis web, diamana

pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap dari rumah pasien sendiri. Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit

FIK – UI 2011

serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan kesehatan. Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakan lebih cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di ruang penyimpanan.

System informasi keperawatan berbasis web seperti Sistem Informasi Rehabilitasi NAPZA ini dapat diterapkan jika didukung oleh fasilitas dan sumber daya menusia yang kompeten. Secara umum masyarakat sudah mampu menggunakan akses internet, oleh karena itu informasi tentang panduan penggunaan system informasi berbasis web ini harus jelas agar memudahkan

masyarakat

dalam

menggunakannya.

Sistem

informasi

manajemen

keperawatan sampai saat ini juga masih sangat minim di rumah sakit Indonesia. Padahal 9ip an Informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat dari segi efisien, dan produktifitas.

Berdasarkan hal tersebut, maka penggunaan Sistem Informasi Rehabilitasi NAPZA 9ip antipanti rehabilitasi dapat diterapakan karena aplikasi yang dibuat untuk pemantauan terhadap perkembangan pasien napza dengan berbasis web dan mobile access yang tepat guna serta membantu keluarga dalam hal pemantauan pasien.

FIK – UI 2011

DAFTAR PUSTAKA

Dhaini, D. (2003). Komputerisasi Pengambilan Keputusan. PT Elex Media Komputendo Kelompok Gramedia. Jakarta Diane, D. (2010). A Pilot Study of an Electronic Interprofessional Evidence-Based Care Planning Tool for Clients with Mental health problems and Addictions. Worldviews on Evidence based Nursing, 4, 3-13 Falser, P,R. (2009). Examining the Influence of Clinician Decision Making on Adherence to a Clinic guideline. Psychiatric Services, 60, 698 – 701 Hirdes et al. (2002). The Resident assessment Instrumen-mental Health (RAI-MH). Journal of Behavioral Health Services & Research, 29, 419 – 432 John, C, F. (2010). A Web-Based Clinical Decision Support System for Depression Care Management. AJMC. American Kilbourne, A.M . (2006). The role of clinical information technology in depression care management. Adm Policy Ment Health. ;33(1):54-64. Lambert, M,J. (2005). Providing Feedback to psychotherapists on their patiens’ progress: Clinical results and practice suggestions. Journal of Clinical psychology, 61, 165 – 174 Paluck, E & Hall, N. (2003). Synthesis of Program standards for People with Serious and persistent mental Illnes. Toronto Sidik, B. (2005). Pemrograman Web dengan HTML, Penerbit Informatika.Bandung

Sutabri, B. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Gava Media. Yogyakarta

FIK – UI 2011