(Surat Yasiin) dan tahlil (arab/latin) - WordPress.com

8015 downloads 1621385 Views 3MB Size Report
26 Jul 2010 ... 1 -. SURAT YAASIN dan. TAHLIL. HURUF ARAB, LATIN. DAN. TERJEMAHANNYA. Page 2. - 2 -. KATA PENGANTAR. Segala puji bagi ...
SURAT YAASIN dan TAHLIL

HURUF ARAB, LATIN DAN TERJEMAHANNYA

- 1 -

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan akal budi. Semoga rahmat dan kesejahteraan tetap dilimpahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para keluarga dan sahabatnya. Dengan segala kerendahan hati penyusun mempersembahkan Surat Yaasin, Tahlil dan do’a-do’a. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan untuk itu mohon masukan dan kritikan yang membangun. Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Ambil manfaat dan tinggal segala mudharat…. Semoga berguna adanya Amiin Samarinda, 26 Juli 2010

ِ‫ڬوسْـِم وَانـْد‬ ُ‫َالـْ ـ‬ Algusmi Wandi

- 2 -

SURAT YAASIIN Diturunkan di Mekah 83 Ayat

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.

  1. Yaa Siin “Yaa siin”

   2. Wal Qur’aanil hakiim “Demi Al Quran yang penuh hikmah,”

    3. Innaka laminal mursaliin(a)

- 3 -

“Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,”

    4. ‘Alaa shiraatim mustaqiim “(yang berada) diatas jalan yang lurus,”

    5. Tanziilal ‘aziizir rahiim(i) “(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”

        6. Li tundzira qaumam maa undzira aabaauhum fa hum ghaafiluun “Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai”

- 4 -

         7.

Laqad haqqal qaulu ‘alaa aktsarihim fa hum laa yu’minuun. “Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, Maka karena itu mereka tertengada”.

           8. Innaa Ja’alnaa fii a’naaqihim aghlaalan fa hiya ilal adzqaani fa hum muqmahuun “Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka

- 5 -

(diangkat) ke dagu, Maka karena itu mereka tertengadah”

             9. Wa ja ‘alnaa mim baini aidiihim saddaw wa min khalfihim saddan fa aghsyainaa hum fa hum laa yubshiruun “Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat”

        - 6 -

10. Wa sawaa’un ‘alaihim a andzartahum am lam tundzirhum laa yu’minuun “Sama saja bagi mereka Apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan berima”

                  11. Innamaa tundziru manittaba ‘adz dzikra wa khasyiyar-rahmaana bil-ghaiib, fa basysyirhu bi maghfiratiw wa ajrin kariim “Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada

- 7 -

Tuhan yang Maha Pemurah walaupun Dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia”









             12. Innaa nahnu nuhyil-mautaa wa naktubu maa qaddamuu wa aatsaraahum, wa kulla syai’in ahshainaahu fii imaamim mubiin “Sesungguhnya Kami menghidupkan orangorang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.

- 8 -



  

     13. Wadrib lahum matsalan ashhaabalqaryah, idz jaa’ahal-mursaluun “Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, Yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereaka”









        - 9 -

14. Idz arsalnaa ilaihimutsnaini fa kadzdzabuu humaa fa ‘azzaznaa bi tsaalitsin fa qaaluu innaa ilaikum mursaluun “(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, Maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya Kami adalah orangorang di utus kepadamu".

                15. Qauu maa antum illaa basyarum mitslunaa wa maa anzalar-rahmaanu min syai’in in antum illaa takdzibuun “Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti Kami dan Allah yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka".

- 10 -

       16. Qaaluu rabbunaa ya’lamu innaa ilaikum la mursaluun “Mereka berkata: "Tuhan Kami mengetahui bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang yang diutus kepada kamu".

      17. Wa maa ‘alainaa illal-balaaghul-mubiin “Dan kewajiban Kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".

      

- 11 -

       18. Qaaluu innaa tathayyarnaa bikum, la’il lam tantahuu lanarjumannakum wa layamassan nakum minnaa ‘adzaabun aliim “Mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami bernasib malang karena kamu, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya Kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".

            - 12 -

19. Qaaluu thaa’irukum ma’akum, a in dzukkirtum, bal antum qaumum musrifuun “Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas".

           20. Wa jaa’a min aqshal-madiinati rajuluy yas ‘aa qaala yaa qaumittabi’ul mursaliin(a) “Dan datanglah dari ujung kota, seorang lakilaki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu".

     - 13 -

   21. Ittabi’uu ma laa yas’alukum ajraw wa hum muhtaduun “Ikutilah orang yang tiada minta Balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

         22. Wa maa liya laa a’ budul-ladzii fatharanii wa ilaihi turja’uun “Mengapa aku tidak menyembah (tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepadaNya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?”

    

- 14 -

           23. A attakhidzu min duunihii alihatan iy yurudnir-rahmaanu bi dhurril laa tughni ‘annii syafaa’atuhum syai’aw wa laa yunqizhuun Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain nya jika (Allah) yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?

      24. Innii idzal lafii dhalaalim mubiin “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.”

- 15 -

      25. Innii aamantu bi rabbikum fasma’uun “Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku”

        26. Qiiladkhulil-jannah, qaala yaa laita qaumii ya’lamun(a) “Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke syurga, ia berkata: "Alangkah baiknya Sekiranya kamumku mengetahui.”

- 16 -

        27. Bimaa ghafaralii rabbii wa ja’alnii minal mukramiin Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk orang-orang yang dimuliakan".

              28. Wa maa anzalnaa ‘alaa qaumihii mim ba’dihii min jundim minas-samaa’i wa maa kunnaa munzilin

- 17 -

“Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah Dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya”.

         29. In kaanat illaa shaihataw waahidatan fa idzaa hum khaamiduun “Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; Maka tiba-tiba mereka semuanya mati.”

             30. Ya hasratan alal-ibad ma yatihim mir rasulin illa kanu bihi yastahzi’un

- 18 -

“Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang Rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.”

            31. A lam yarau kam ahlaknaa qablahum minal-quruuni annahum ilaihim laa yarji’uun “Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka”

- 19 -

       32. Wa in kullul lammaa jamii’ul ladainaa muhdharuun “Dan Setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada kami”

           33. Wa aayatul lahumul-ardhul-maitatu, ahyai-naahaa wa akhrajna habban fa minhu ya’kulluun “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari

- 20 -

padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan”

           34. Wa ja’alnaa fiihaa jannaatim min nakhiiliw wa a’naabiw wa fajjarnaa fihaa minal’uyuun(i) “Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,”

       

- 21 -

  35. Li ya’kuluu min tsamarihii wa maa ‘amilat-hu aidiihim, a falaa yasykuruun “Supaya mereka dapat Makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka Mengapakah mereka tidak bersyukur?”

              36. Subhaanal-ladzii khalaqal-azwaaja kullahaa mimmaa tumbitul-ardhu wa min anfusihim wa mimmaa la ya’lamuun(a) “Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”

- 22 -

          37. Wa aayatul lahumul-lailu naslakhu minhun-nahaara fa idzaa hum muzhlimuun(a) “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.”

          38. Wasy-syamsu tajrii li mustaqarril lahaa, dzaalika taqdiirul –‘aziizil-‘aliim “Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.

- 23 -

        39. Wal-qamara qaddarnaahu manaazila hattaa ‘aada kal-‘urjuunil-qadiim. “Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilahmanzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua”

         

- 24 -

      40. Lasy-syamsu yambaghii lahaa an tudrikal qamara wa lal-lailu saabiqun-nahaar, wa kullun fi falakiy yasbahuun “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.

         41. Wa aayatul lahum annaa hamalnaa dzurriyyatahum fil-fulkil-masyhuun(i) “Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.”

- 25 -

       42. Wa khalaqnaa lahum mim mislihii ma yarkabuun “Dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu”

          43. Wa in nasya’ nughriqhum fa laa shariikhalahum wa laa hum yunqadzuun (a) “Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, Maka Tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.”

- 26 -

       44. Illaa rahmatam minnaa wa mataa’an ilaahiin “Tetapi (kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.”

            45. Wa izaa qiilla lahumuttaquu maa baina aidiikum wa maa khalfakum la’allakum turhamuun

- 27 -

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Takutlah kamu akan siksa yang dihadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat", (niscaya mereka berpaling)”

            46. Wa maa ta’tiihim min aayatim min aayaati rabbihim illaa kaanuu ‘‘anhaa mu’ridhiin “Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.”

          - 28 -

               47. Wa idzaa qiila lahum anfiquu mimmaa razaqakumullaahu qaalal-ladziina kafaruu lil-ladziina aamanuu anuth’imu mal lau ya-syaa’ullaahu ath’amahuu, in antum illaa fii dha-laalim mubiin. “Dan apabila dikatakakan kepada mereka: "Nafkahkanlah sebahagian dari reski yang diberikan Allah kepadamu", Maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: "Apakah Kami akan memberi Makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, Tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata".

- 29 -

        48. Waya quuluuna mataa haadzal-wa’du in kuntum shadiqiin “Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orangorang yang benar?".

         49. Maa yanzhuruuna illaa shaihataw waa hidatan ta’khudzuhum wa hum yakhishshimuun “Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.”

- 30 -

        50. Fa laa yastathii’uuna taushiyataw wa laa ilaa ahlihim yarji’uun “Lalu mereka tidak Kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya”

           51. Wa nufikha fish’shuuri fa idzaa hum minal-ajdaatsi ilaa rabbihim yansiluun “Dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka”

- 31 -

              52. Qaaluu yaa wailanaa mam ba’atsanaa mim marqadinaa, haadzaa maa wa’adarrahmaanu wa shadaqal-mursaluun “Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).”

   

- 32 -

       53. In kaanat illaa shaihataw waahidatan fa idzaa hum jamii’ul ladainaa muhdharuun “Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, Maka tiba- tiba mereka semua dikumpulkan kepada kami.”

            54. Fal-yauma laa tuzhlamu nafsun syai’aw wa laa tujzauna illaa maa kuntum ta’maluun

- 33 -

“Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.”

        55. Inna ash-habaal-jannatil-yauma fii syughulin faakihuun “Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).”

        56. Hum wa azwaajuhum fii zhilaalin ‘alalaraa’iki muttaki’uun “Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipandipan.”

- 34 -

       57. Lahum fiihaa faakihatuw wa lahum maa yadda’uun “Di syurga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta”.

      58. Salaamun Qaulam mir rabbir rahiim “(kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai Ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang”.

     59. Wamtaazul-yauma ayyuhal-mujrimuun

- 35 -

“Dan (Dikatakan kepada orang-orang kafir): "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, Hai orang-orang yang berbuat jahat.”

                60. Alam a’had ilaikum yaa banii Aadama al laa ta’budusy-syaithaan, innahuu lakum ‘aduw-wun mubiin “Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",

- 36 -

       61. Wa ani’buduunii. Haadzaa shiraathum mustaqiim “Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.”

          62. Wa laqad adhalla minkum jibillan katsiiraa, a fa lam takuunuu ta’qiluun. “Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka Apakah kamu tidak memikirkan ?.”

- 37 -

      63. Haadzihii jahannamul-latii kuntum tuu’aduun “Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (dengannya).”

      64. Islauhal-yauma bimaa kuntum takfuruun “Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.”

   

- 38 -

        65. Al-yauma nakhtimu ‘alaa afwaahihim wa tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu-yaksibuun “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”

          66. Wa lau nasyaa’u lathamasnaa ‘alaa a’yunihim fastabaqush-shiratha fa annaa yubshiruun.

- 39 -

“Dan Jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, Maka betapakah mereka dapat melihat(nya).”

           67. Wa lau nasyaa’u lamasakhnaahum ‘alaa makaanatihim famastathaa’uu mudhiy yaw wa laa yarji’uun “Dan Jikalau Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka di tempat mereka berada; Maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.”

- 40 -

         68. Wa man nu’ammirhu nunakkis-hu filkhalq. A falaa ya’qiluun “Dan Barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan Dia kepada kejadian(nya]. Maka Apakah mereka tidak memikirkan?”

              69. Wa maa ‘allamnaahusy-syi’ra wa maa yambaghii lah, in huwa illaa dzikruw wa Qur’aanum mubiin(ul).

- 41 -

“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.”

         70. Li yundzira man kaana hayyaw wa yahiqqal-qaulu ‘alal-kaafiriin. “Supaya Dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir”

            - 42 -

71. A wa lam yarau annaa khalaqnaa lahum mimmaa ‘amilat aidiinaa an’aaman fa hum la-haa maalikuun “Dan Apakah mereka tidak melihat bahwa Sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka Yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?”

       72. Wa dzallalnaahaa lahum fa minhaa rakuubuuhum wa minhaa ya’kuluun “Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; Maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.”

- 43 -

        73. Wa lahum fiihaa manaafi’u wa masyaarib, a fa laa yasykuruun “Dan mereka memperoleh padanya manfaatmanfaat dan minuman. Maka Mengapakah mereka tidak bersyukur?”

        74. Wattakhadzuu min duunillaahi aalihatal la’alahum yunsharuun “Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.”

- 44 -

        75. Laa yastathii’uuna nashrahum wa hum lahum jundum muhdharuun “Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; Padahal berhala- berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.”

           76. Fa laa yahzunka qauluhum innaa na’lamu maa yusirruuna wa maa yu’linuun “Maka janganlah Ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.”

- 45 -

            77. A wa lam yaral-insaanu annaa khalaqnaahu min nuthfatin fa idzaa huwa khashi-mum mubiin “Dan Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!”

          

- 46 -

  78. Wa dharaba lanaa matsalaw wa nasiya khalqah qaala may yuhyil-‘izhaama wa hiya ramiim “Dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"

            79. Qul yuhyiihal-ladzii ansya’ahaa awwala marrah, wa huwa bi kulli khalqin ‘aliim “Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk.”

- 47 -

            80. Alladzii ja’ala lakum minasy-syajarilakhdhari naaran fa idzaa antum minhu tuuqiduun “Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu".

        

- 48 -

       81. A wa laisal-ladzii khalaqas-samaawaati wal-ardha bi qaadirin ‘alaa ay yakhluqa mits-lahum, balaa wa huwal-khallaaqul‘aliim. “Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? benar, Dia berkuasa. dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha mengetahui.”

           82. Innamaa amruhuu idzaa araada syai’an ay yaquula lahuu kun fa yakuun “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.”

- 49 -

        83. Fa subhaanal-ladzii bi yadihii malakuutu kulli syai’iw wa ilaihi turja’uun. “Maka Maha suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepadaNyalah kamu dikembalikan.” ---o0o--DOA YAASIN

- 50 -

Subhaanal- munaffisi ‘an kulli madyuun. Subhaanal- muffarri ‘an kulli mahzuun. Subhaana ma ja‘ala khaza’inahuu bainal-kaafi wan- nuun. Subhana man-idzaa araada syai’an ay yaquula lahuu kun fa yakuun. Yaa mufarriju farrij (4x)

- 51 -

Farrij ‘annii hammii wa ghammi fa-rajan ‘aajilam bi rahmatika yaa arhamar-raahimiin. “ Maha Suci Dzat yang menghilangkan kesusahan orang yang berhutang. Maha Suci Dzat yang menghilangkan kesusahan orang yang menderita kesusahan. Maha Suci Dzat yang menjadikan perbendaharaan-perbendaharaan –Nya antara kaaf dan nuun (kun = jadilah) Maha Suci Dzat yang jika menghendaki segala sesuatu hanyalah berkata kepadanya : ‘Jadilah’, maka terjadilah ia. Wahai Dzat yang menghilangkan, hilangkanlah 4x, hilangkanlah dari saya akan kesusahan dan kegundahan, dengan segera, berkat rahmat – Mu, wahai Dzat Yang Paling Penyayang”

TAHLIL

Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

- 52 -

             

- 53 -

              









  

I. Illa hadhratin-nabiyyil-mushthafaa shal – lallaahu ‘alaihi wa sallama wa aalihii wa azwaa-jihii wa aulaadihii wa dzurriyyaatihii, Al-Fata-tihah : 1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. 2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin.

- 54 -

3. 4. 5. 6. 7.

Ar-rahmaanir-rahiim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash-shiraathal mustaqiim. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim, ghairil-maghdhuubi’laihim waladhdhaliin. Aamin.

“ Kepada Nabi yang terpilih (Muhammad) Saw., keluarganya, para istrinya, anak-anaknya dan keturunannya, Alfatihah : 1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan.

- 55 -

- 56 -

                             

- 57 -

      II. Tsumma ilaa hadharaati ikhwaanihii minalambiyaa’I wal-mursaliina wal-auliyaa’I wasy-syuhadaa’I wash-shaalihiina washshahaabati wat-taabi’iina wal-‘ulamaa’il‘aamiliina wal-mushannifiinalmukhlishiina wa jamii’il-malaa’ikatilmuqarrabiin, khushuushan sayyi-danasysyaikha ‘Abdal-Qaaddiril-Jailanii, Alfaatihah : 1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. 2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin. 3. Ar-rahmaanir-rahiim. 4. Maaliki yaumid-diin. 5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. 6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim. 7. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim, ghairil-maghdhuubi’laihim waladhdhaliin. Aamin. “Kemudian kepada para handai taulan nya dan para nabi dan para rasul, para wali, para syuhada (orang-orang yang mati syahid), orang-

- 58 -

orang yang saleh, para sahabat dan tabi’in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan para malaikat yang selalu (didekatkan pada Allah) dan terutama penghulu kita Syekh Abdul Qadir Jailani. Alfatihah : 1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan.

- 59 -

- 60 -

                           





- 61 -







  

III. Tsumma ilaa jamii’i ahlil-qubuuri muslimiina wal-muslimaati walmu’miniina wal-mu’minaati mim masyaariqil-ardhi ilaa shuushan aabaa’anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa wa masyaayikhanaa wa masyaayikha masyaayikhina wa asaatidza-tina wa asaatidzati asaatidzatinaa wa li manijtama’naa haahunaa bi sababihi, Alfaatihah : 1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. 2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin. 3. Ar-rahmaanir-rahiim. 4. Maaliki yaumid-diin. 5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. 6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim. 7. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim, ghairil-maghdhuubi’laihim waladhdhaliin. Aamin.

- 62 -

“Kemudian kepada semua ahli kubur dari para muslim laki-laki dan perempuan, para mukmin laki-laki dan perempuan dari dunia timur sampai barat, baik yang didarat maupun yang di laut, khususnya para bapak kami, para ibu kami, para nenek kami yang laki-laki dan perempuan, para guru kami dan para guru dari guru kami dan kepada orang yang menyebabkan kami berkumpul disini,. Alfatihah : 1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan.

- 63 -

                  

IV. Surat Al-Ikhlaash Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. 1. Qul hu-wallaahu ahad 2. Allaahush-shamad. 3. Lam yalid wa lam yuulad 4. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

- 64 -

( 3 kali ) Laa ilaaha illallaah, Allaahu akbar wa lillaahil-hamd. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (3 kali) Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah.

- 65 -



    

        

  

         

- 66 -

V. Surat Al-Falaq Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. 1. Qul a’uudzu bi rabbil-falaq 2. Min syarri maa khalaq 3. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab 4. Wa min syarrin-naffaatsaati fill-‘uqad 5. Wa min syarri haasidin idzaa hasad. (Sekurang-kurangnya 3x) Laa ilaaha illallaah, Allaahu akbar wa lillaahilhamd. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, 2. Dari kejahatan makhluk-Nya, 3. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, 4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki." (Sekurang-kurangnya 3x)

- 67 -

Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah.

                     

- 68 -

   

VI. Surat An-Naas Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. 1. Qul a’uudzubi rabbin-naas 2. Malikin-naas. 3. Ilaahin-naas. 4. Min syarril-waswaasil-khannaas. 5. Aaldzi yuwaswisu fii shuduurin-naas. 6. Minal-jinnati wan-naas. (Sekurang-kurangnya 3x) Laa ilaaha illallaah, Allaahu akbar wa lillaahil-hamd. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. 2. Raja manusia.

- 69 -

3. Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, 5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, 6. Dari (golongan) jin dan manusia. (Sekurang-kurangnya 3x) Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah.

 



 





     



- 70 -





         

 

   

VII. Surat Al-faatihah 1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. 2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin. 3. Ar-rahmaanir-rahiim. 4. Maaliki yaumid-diin. 5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. 6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim.

- 71 -

7. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim, ghairil-maghdhuubi’laihim waladhdhaliin. Aamin. “Kemudian kepada semua ahli kubur dari para muslim laki-laki dan perempuan, para mukmin laki-laki dan perempuan dari dunia timur sampai barat, baik yang didarat maupun yang di laut, khususnya para bapak kami, para ibu kami, para nenek kami yang laki-laki dan perempuan, para guru kami dan para guru dari guru kami dan kepada orang yang menyebabkan kami berkumpul disini,. Alfatihah : 1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan.

- 72 -

              





             

- 73 -

               ) VIII. Surat Al-Baqarah : 1-5 Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. 1. Alif laam miim. 2. Dzaalikal –kitaabu laa raiba fiih,hudal lil-muttaqiin. 3. Alladziina yu’minuuna bil-ghaibi wa yuqiimuunash-shalaata wa mimmaa razaqnaa-hum yunfiquuun. 4. Wal-ladziina yu’minuuna bi-maa unzila ilaika wa maa unzila min qablik, wa bil-aakhirati hum yuuqinuuun.

- 74 -

5.

Ulaa’ika ‘alaa hudam mir rabbihim wa ulaa’ika humul-muf-lihuun.

1. Alif laam miin. 2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, 3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. 4. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. 5. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orangorang yang beruntung. (Al-Baqarah : 1-5)

          - 75 -

IX. Surat Al-Baqarah : 163 Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha ilaa huwar-rahmaanur-rahiiim. Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah : 163)

                               

- 76 -

           









           X.

Surat Al-Baqarah 255 Allahu laa ilaaha illaa huwal-hayyul-qayyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, mandzal-ladzii yasyfa’u ‘indahuu

- 77 -

ilaa bi idznih, ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum wa laa yuhiithuuuna bi syai’im min ‘ilmihii illaa bima syaa’ wasi’a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya’uuduhuu hifzhuhumaa wa huwal‘aliyyul-‘azhiim. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (Al-Baqarah 255)

           

- 78 -

                             







    

- 79 -

                                         

- 80 -

                           -

XI. Surat Al-Baqarah 284 - 286 284. Lillaahi maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, Wa in tubduu maa fii anfusikum aw tukh-fuuhu

- 81 -

yuhaasibkum bihilaah, Fa yaghfiru li may yasyaa’u wa yu’adzidzibu may yasyaa’, wallahu ‘alaa kulli syai’in qadiir. 285. Aamanar-rasuulu bimaa unzila ilaihi mir rabbihii wal-mu’minuun. Kullun aamana billahi wa ma-laa’ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufar-riqu baina ahadim mir rusulih. Wa qaaluu sami’naa wa atha’naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal-mashiir. 286. Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa, lahaa maa kusabat wa’alaihaa maktasabat, Rabbanaa laa tu’aakhidznaa in na-salinaa aw akhtha’naa, rabbanaa wa laa tahmil’alainaa ishran kamaa hamaltahuu ‘alal-ladziinaa min qablinaa, rabbanaa wa laa tu-‘anaa waghfirlaanaa fanshurnaa ‘alalqaumil-kaafiriin. 284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang

- 82 -

dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasulrasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasulrasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." 286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami,

- 83 -

Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (Al-Baqarah 284 - 286)

           ٧٣ XII. Irhamnaa yaa arhamar-raahimiin 7x Rahmatullaahi wa barakaatuhuu ‘alaikum ahlal baiit. Innahuu hamiidum majiid. (Surat Hud : 73) Berilah kami Rahmat wahai Dzat Yang Paling Penyayang dari segala Penyayang 7x Rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."

- 84 -

           ٣٣ XIII. Surat Al-Ahzab : 33 Innamaa yuriidullaahu liyudzhiba ‘ankumur-rijsa ahlal-baiti wa yuthahhirakum tath-hiiraa. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Surat Al-Ahzab : 33

- 85 -







            ٥٦ XIV. Surat Al-Ahzab : 56 Innallaaha wa malaa’ikatahuu yushalluuna ‘alan-nabiyy, yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu ‘alaihi wa sallimuu tasliimaa. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi[Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad]. Hai orang-orang yang beriman,

bershalawatlah kamu untuk Nabi dan

- 86 -

ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[Dengan mengucapkan Perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi].

Surat Al-Ahzab : 56

- 87 -

XV.

ِAllaahumma shalli afdhalash-shalaati’alaa as’adi mahkluuqaatika nuuril-hudaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammadin ‘adada ma’luumaatika wa midaada kalimaatika kul-lamaa dzakarakadzdzaakiruun, wa ghafala’an dzikrikalghaafiluun. Wahai Allah, berikanlah rahmat dengan rahmat yang paling utama kepada makhluk – Mu yang paling berbahagia, yang menjadi cahaya petunjuk , penghulu dan pimpinan kami, yaitu Muhammad, dan kepada keluarga penghulu kami Muhammad sebanyak apa yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu setiap kali otang-orang yang ingat untuk berdzikir kepada Mu, dan setiap kali orangorang yang lalai itu lalai dari mengingat-Mu.

- 88 -

XVI. ِAllaahumma shalli afdhalash-shalaati’alaa as’adi mahkluuqaatika syamsidh-dhuhaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw

- 89 -

wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammadin ‘adada ma’luumaatika wa midaada kalimaatika kullamaa dzakarakadzdzaakiruun, wa ghafala’an dzikrikalghaafiluun. Wahai Allah, berikanlah rahmat dengan rahmat yang paling utama kepada makhluk – Mu yang paling berbahagia, (yang menjadi penerang) laksana matahari diwaktu dhuha, penghulu dan pimpinan kami, yaitu Muhammad, dan kepada keluarga penghulu kami Muhammad sebanyak apa yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu setiap kali otang-orang yang ingat untuk berdzikir kepada Mu, dan setiap kali orang-orang yang lalai itu lalai dari mengingat-Mu.

- 90 -

XVII.

ِAllaahumma shalli afdhalashshalaati’alaa as’adi mahkluuqaatika badrid-dujaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammadin ‘adada ma’luumaatika wa midaada

- 91 -

kalimaatika kullamaa dzakarakadzdzaakiruun, wa ghafala’an dzikrikalghaafiluun. Wa sallim wa radhi yallaahu ta’aala ‘an saadaatinaa ash haabi rasuulillaahi ajma’iin. Wahai Allah, berikanlah rahmat dengan rahmat yang paling utama kepada makhluk – Mu yang paling berbahagia, yang (menjadi penerang) laksana bulan purnama diwaktu gelapnya malam, penghulu dan pimpinan kami, yaitu Muhammad, dan kepada keluarga penghulu kami Muhammad sebanyak apa yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu setiap kali otang-orang yang ingat untuk berdzikir kepada Mu, dan setiap kali orangorang yang lalai itu lalai dari mengingat-Mu. Dan selamatkanlah (beliau). Mudah-mudahan Allah memberikan keridhahan kepada para penghulu kami, yaitu seluruh para sahabat Rasulullah.

(

- 92 -

)

(

)

XVIII. ِSurat Ali 'Imran : 173 dan Al-Anfaal : 40. Hasbunallaahu wa ni’mal-wakiil. Ni’mal-maulanaa wa ni’man-nashiir. Allah itu cukup bagi kami, menjadi Tuhan kami dan Dialah sebaik-baik Dzat yang diserahi.(Surat Ali-‘Imran : 173) Dialah sebaik-baik tuan dan sebaik-baik penolong. (Surat Al-Anfaal : 40)

XIX.

ِWa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-‘azhiim. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

XX.

ِAstaghfirullaahal-‘azhiiim. 3x

- 93 -

Saya mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung.

XXI. ِAfdhaludz-dzikri fa'lam annahuu : Laa ilaaha illallaahu – Hayyum maujuud. Laa ilaaha illallaahu – Hayyum ma’buud. Laa ilaaha illallaahu – Hayyum baaq. Laa ilaaha illallaah. 100x Laa ilaaha illallaahu Muhammadur Rasuulullaah. Ketahuilah bahwa dzikir yang paling utama adalah : Tiada Tuhan melainkan Allah – Dia Maha Hidup lagi Maha Hidup.

- 94 -

Tiada Tuhan melainkan Allah – Dia Maha Hidup lagi disembah. Tiada Tuhan melainkan Allah – Dia Maha Hidup lagi kekal. Tiada Tuhan melainkan Allah. 100x Tiada Tuhan melainkan Allah, Muhammad adalah utusan Allah.

XXII. ِAllaahumma shalli'ala Muhammad. ِAllaahumma shalli'alaihi wa sallim 3x Wahai Allah berilah Rahmat kepada Muhammad Wahai Allah berilah Rahmat dan kesejahteraan kepada nya. 3x

XXIII. Subhaanallaahi wa bi Subhaanallaahil-‘azhiim. 33x

- 95 -

hamdihii.

Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya Maha suci Allah yang Maha Agung. 33x

XXIV. ِAllaahumma shalli ‘alaa habiibika sayyidinaa Muhammadiw wa ’alaa aalihi wa shabihii wa salliim.. 3x Ajma’iin Wahai Allah, berilah rahmat dan keselamatan kepada kekasih-Mu, yaitu penghulu kami Muhammad, kepada keluarganya dan para sahabat semuanya. 3x

- 96 -













    

  

    





   

- 97 -

 





    ( -

)

XXV. Surat Alfaatihah 1-7 : 1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim. 2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin. 3. Ar-rahmaanir-rahiim. 4. Maaliki yaumid-diin. 5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. 6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim. 7. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim, ghairil-maghdhuubi’laihim waladhdhaliin. Aamin. Artinya : 1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

- 98 -

2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan. ---o0o---

DOA TAHLIL

   

- 99 -

- 100 -

- 101 -

- 102 -

- 103 -

- 104 -

A’uudzu billaahi minasy-syaithaanir-ra-jiim, Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Al-hamdulillaahi rabbil-‘aalamiin, hamdasy-syaakiriin, hamdannaa’imiin, hamday yuwaafii ni’ama-huu wa yukaafii maziidah, yaa rabbanaa lakal-hamdu kamaa yambaghii li jalaali wajhika wa ‘azhiimi silthaanik. Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad. Allaahumma ta-qabbal wa aushiitsawaaba maa qara’naahu maa sabbahnaa wa mastghfarnaa wa maa shallainaa ‘alaihi wa sallama hadiyyataw waa shilataw wa rahmatan naazilataw wa barakatan syaamilatan ilaa hadharaati habiibina wa sya-fii’inaa wa qurrati a’yuninaa sayyidinaa wa maulanaa Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa – ilaa jamii’I

- 105 -

ikhwaanihii minal-ambiyaa’i wal mursaliin, walauliyaa’i wasy-syuhadaa’i wash-shaalihiin, wash-shahaabati wat-taabi’iin, wal-‘ulamaa’il‘aamiliina wal-mushannifiinal-mukhlishiiina wa jamii’il- mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil‘aalamiiin, wal malaa’ikatil-muqarrabin, khushuushan ilaa sayyidinasy-syaikh Abdil Qaadiril-Jai-laaniy, tsumma ilaa jamii’i ahlil qubuur minal muslimiinawal-muslimaati wal mu’miniina wal-mu’minaati masyaariqil-ardhi wa mghaaribihaa barrihaa wa barrihaa, khushuushan ilaa aabaa’inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadina wa jaddaatinaa wa nakhushshu khushuushan ilaa manijtama’naa haahunaa bi sababihii wa li ajlih. Allaahummaghfir lahum warhamhum wa ‘aafihim wa’fu ‘anhum. Allaahumma anzilir-rahmata wal-maghfirata ‘alaa ahlil-qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu Muhammdur Rasuulullaah. Rabbanaa arinalhaqqa haqqaw warzuqnat-tibaa’ah wa-arinal baathila baathilaw warzuqnajtinaabah. Rabbanaa aatinaa fid-dun-yaa hasantaw wa fil-aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar. Subbhaana rabbika rabbil –‘izzati ‘ammaa ya-shifuun, wa salamun ‘alal-mursaliina wal-hamdu lillahi rabbil-‘aalamiin. Alfaatihah : Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk,. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, dengan pujian

- 106 -

orang-orang yang bersyukur dan pujian orangorang yang memperoleh nikmat, dengan pujian yang sesuai dengan nikmat-nikmat-Nya dan memadai dengan penambahan nikmatNya. Wahai Tuhan kami, hanya bagi Mu segala puji, sebagaiman pujian itu patut terhadap kemuliaan Mu dan keagungan kekuasaan Mu. Wahai Allah berilah rahmat dan kesejahteraan Mu kepada kepada penghulu kami Muhammad dan kepada keluarga penghulu kami Muhammad. Wahai Allah terimalah dan sampaikanlah pahala ayat-ayat AlQur’anul ‘Azhiim yang telah kami baca, tahlil kami, tasbih dan istighfar kami, bacaan shalawat kami ke penghulu kami Nabi Muhammad SAW. sebagai hadiah yang bisa sampai, rahmat yang turun dan berkah yang merata kepada kekasih kami, penolong dan penyejuk mata kami, penghulu dan pemimpin kami yaitu Muhammad, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepadanya, kepada semua temannya dari para nabi dan para utusan, para wali dan para syuhada’,orang-orang yang saleh, para sahabat dan tabi’in, kepada para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan kepada semua pejuang dijalan Allah, Tuhan semesta alam dan kepada para malaikat yang didekatkan (kepada Allah), khususnya kepada penghulu syekh Abdul Qadir Jailani kemudian kepada semua penghuni kubur, para muslim yan laki-laki dan perempuan dari

- 107 -

dunia timur dan barat baik darat maupun laut, terutama lagi kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, nenek kami yang laki-laki dan perempuan , para guru kami dan para guru dari guru kami dan kepada orang yang menyebabkan kami berkumpul disini, Wahai Allah ampunilah mereka , kasihanilah mereka dan maafkanlah mereka. Wahai Allah turunkan lah rahmat dan ampunan kepada penghuni kubur yang ahli mengucap “Laa ilaaha illallaahu Muhammdur Rasuulullaah” (Tiada Tuhan selain Allah , Nabi Muhammad utusan Allah). Wahai Tuhan kami tunjukkilah kami kebenaran sebagai suatu kebenaran, jadikanlah kami dapat mengikuti nya, tunjukanlah kepada kami kebatilan itu suatu kebatilan, dan jadikanlah kami menjauhinya. Wahai Tuhan kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan jagalah kami dari siksa neraka, Maha suci Tuhanmu (Allah) ,Tuhan segala keperkasaan , Tuhan yang bersih dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir. Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepada para utusanNya dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Bacalah Al-Fatihah. --o0o--

- 108 -

Catatan : - Penulisan Surat Yaasin dan Ayat-ayat pendek menggunakan Qur’an in Word created by Mohamad Taufiq - Penulisan Do’a dan Tahlil menggunakan Font Traditional Arabic MS Word - Referensi Yaasin dan Tahlil susunan Drs. Abu Hanifah dan,. - Dari berbagai data lainnya..

- 109 -