UNTUK DIAGI\OSIS GANGGUAN KEJIWAAN - Hartati - Universitas ...

2 downloads 52 Views 12MB Size Report
Pengambil keputusan (pakarf akan uerpian dalam memberikan preferensinya terkait dengan diagnosis gangguan kejiwaan. Preferensi diberikan baik terhadap .
Bmipa

l8(l), Jarutari

2008

BASIS PEI\GETAHLTAN DENGAN MODEL KEPUTUSAN KELOMPOK UNTUK DIAGI\OSIS GANGGUAN KEJIWAAN KNOWLEDGE BASES USING GROUP DECISION MODEL FOR DAGNOSING MENTAL DISORDER Sri Kusumadewil) dan Sri Hatati2) lJurusan

2Program

Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Kml4,5 yogyakarta (0274) 895287, E-mail : [email protected] Studi Elektronika & Instrumentasi, Fakultas Matem atlka &Ilmu pengetahuan Alam, universitas Gadjah Mada, yogyakarta, E-mail : [email protected]]id

ABSTRAK Basis pengetahuan merupakan salah satu bagian terpenting dari sistem pakar. pengetahuan dalam basis pengetahuan dapat direpresentasikan dalam berbagai cara. Namun sebagian besar basis pengetahuan belum mengakomodasi adanya preferensi dari beberapa pengambil keputusan (group support system). Pada penelitian ini, pengetahuan dibangun dari preferensi yang diberikan oleh beberapa pengambil keputusan. Pengambil keputusan (pakarf akan uerpian dalam memberikan preferensinya terkait dengan diagnosis gangguan kejiwaan. Preferensi diberikan baik terhadap fitur (gejala atau tanda) dalam kondisi tertentu, maupun terhadap gangguan dalam kondisi tertentu. Pada penelitian ini, telah terkumpul sebanyak 124 fitur dan io -g-ungguan. preferensi terhadap fitur yang relevan dalam suatu kondisi, diberikan oleh pengambil keputusan dalam format utility vector. Pada penelitian ini, telah terkumpul sebanyak "toS t 0,593. Untuk kondisi pertama, hr : (1, 0, 1,0; l; 0; 1). Dengan demikian, kondisi pertama, cr : (cr-r+, cr-3, cr-ll, c1-13) seperti terlihat pada Tatrel 5, baris pertama..

Dengan cara yatTg sama, proses untuk mendapatkan

fitur-fitur yang relevan dapat dilakukan pada 104 kondisi yang lainnya, dengan hasil yang sebagian dapat dilihat pada Tabel 5.

ai L. paaa kondisi pengambil keputusan memberikan

berada di A namun tidak terdapat

Dengan menggunakan QGDD pada persamaan (6), dapat diperoleh r11 : 0,712; dan seterusnya hingga

5

preferensinya masing-masing sebagai berikut:

: A':

1r+0.0, F40.2,F41.0, F41.1, F6o.o)

1f+0.t, F40.2,F47.0,F41.1, F45.1, F48.1,

F32.1, F60.0, F60.6)

A3:

{F40.1, F40.2,F41.0,F41.1, F45.1, F60.0,

F60.6)

: A': A4

1f'+0.0, F40.2,F41.0,F41.1, F60.0, F60.6) 1n+0.0, F41.0, F41.1, F45.3)

TRANSF'ORMASI VEKTOR S E L E C T E D T KE RELASI PREFEREN SI RAZZY

S UB S E

Seperti halnya pada pemilihan

.

fitur, setiap vektor

selected subset yang sudah terbentuk, terlebih dahulu akan ditransformasikan ke dalam relasi preferensi fuzzy, Transformasi ini dilakukan dalam rangka

membentuk matriks preferensi yang nantinya akan Tabel 5. Seratus lirna kondisi berisi fitur-fitur terkait. Kondis Fitur-fitur terkait (c;;)

i ke-

1

I 1

2 J

4

2

3

4

5

6

7

8

9

J

ll

l3

0

0

0

0

0

-1

t3

16

o

0

0

0

0

2

2

4

5

0

0

1

4 8

18

21

Z3

t0

l2

0

0

0

0

0

0

dikenakan operasi agregasi. Operasi agregasi ini

bertujuan untuk melakukan komposisi terhadap semua matriks preferensi. Transformasikan vektor selected subset, Ak, ke relasi preferensi fuzzy, Pk, diberikan oleh (Ma, dkk, 2004), sebagai berikut.

^u u' _

-

lt'

jika A,

to,r'

rainnya

(8) 105

36

9

10

dengan m adalahjumlah gangguan.

Sri Kusumadewi dkk, Basis Pengetahuan dengan Model

Berdasarkan persamaan (8) tersebut, akhirnya dapat dibentuk relasi preferensi fuzzy. Tabel 6 menunjukkan matriks relasi preferensi fuzzy pengambil keputusan pertama pada kondisi pertama. Sebagai contoh, elemen pada baris kedua kolom pertama bemilai 1, artinya pada

menyimpulkan bahwa gangguan kedua lebih penting

kondisi pertama pengambil keputusan pertama

dengan gangguan keempat, dst.

Tabel 6. Matriks relasi

ferensi 4 0,5 0 0.5 0.5 0 0,5 0,5 0.5 0.5 0 0,5 0

I

2

0,5 0.5

0 0,5 0

4

0.s

5

8

0.5 0.5

0,5 0.5 0 0

9

0-5

0

0-5

0

10

0-5

0

0.5

0

29 30

0.5 0,5

0 0

0.5 0,5

1

2 3

6 7

J

daripada gangguan pertama; elemen pada baris kedua kolom keempat bemilai 0,5, artinya pada kondisi

pertama pengambil keputusan

pertama

menyimpulkan bahwa gangguan kedua sama penting

kondisi 5

6

7

8

0 0,5

0

0,5

0,5

0,5

0

0

0,5

0,s

0,5

0,5 0,5 0.5

o5 0,5 0

9 0,5

10

29

0,5

0,5

1

1

1

0,5

0,5

0,5

0,s

1

I

1

I

I

30 0.5

I

I I

1

I

I

I

0,5 0.5 0.5 0,5

0,5 0,5 0.5

ns

0,5 0,5 0,5 0.5

0,5 0,5

0,5 0,5

0,5 0,5

I

0

0,5

0

0

0,5

0

0

0,5

0.5 0.5 0,5

0

0

0,5

o5

0,5 0,5 0,5

0

0

0

0

0

0

0,5 0,5

0.5 0,5

0,5 0,5

0,s

agregasi semua pengambil keputusan memberikan informasi bahwa gangguan kedua memiliki tingkat kepentingan 0,56 kali gangguan pertama; sebaliknya gangguan pertama memiliki tingkat kepentingan 0,44 (l-0,56) kali gangguan kedua (dapat dilihat dari elemen baris pertama kolom kedua).

AGREGASI PREF'ERENSI GANGGUAN DENGAN OPERATOROWA

Kelima matriks relasi preferensi fuzzy yang telah diperoleh, selanjutnya akan dikomposisikan untuk mendapatkan suatu matriks agregasi. Proses agregasi

juga akan menggunakan operator Ordered Weighted Averaging (OWA). Fuzzy quantifier "most" juga digunakan dalam rangka pembentukan bobot yang akan digunakan untuk mendapatkan matriks komposisi. Berdasarkan persamaan @, diperoleh matriks agregasi, Pc, yang dapat ditabelkan seperti pada Tabel

7.

Sebagai contoh, elemen pada baris kedua kolom pertama bernilai 1, artinya pada kondisi pertama

Tabel 7 2

4atriks OWA hasi ., 4 5

I

6

7

8

9

10

29 30 0,32 0,62

2

0,50 0,44 0,26 0,26 0,19 0,26 0,62 0,62 0.62 0,62 0,56 0,50 0,39 0,32 0,26 0,39 0,68 0,68 0,68 0,68

0,62 0,81

4

0,74 0,61 0,50 0,50 0,38 0,50 0,81 0,81 0,81 0,81 0,74 0,68 0,50 0,50 0,38 0,50 0,81 0,81 0,81 0,81

5

0,81 0,74 0,62 0,62 0,50 0,62 I,00

r,00 1,00 1,00

0,68 1,00

6

0,56 0,81 0,26 0,50

8

0,74 0,61 0,50 0,50 0,3 8 0,50 0,81 0,81 0,81 0,81 0,38 0,32 0,19 0,19 0,00 0,19 0,50 0,50 0,50 0,50 0,38 0,32 0,19 0, 19 0,00 0,19 0,50 0,50 0.s0 0,50

9

0,3 8

l0

0,3 8

7

0,32 0,19 0,1 9 0,00 0,19 0,50 0,50 0,50 0,50 0,32 0,19 0,19 0,00 0,1 9 0,50 0,50 0,50 0,50

0,44 0,68 0,62 0,8 r

0,26 0,50 0,26 0,50 0,26 0,50

31

Bmipa

l8(l), Januari

2008

0,68 0,56 0,38 0,38 0,32 0,44 0,74 0,74 0,74 0,74 0,3 8 0,32 0,19 0, l9 0,00 0,l9 0,50 0,50 0,50 0,50

29 30

EKSPLOITASI GANGGUAN YANG RELEVAN DENGAN KONDISI TERTENTU

0,50 0,74 0,26 0,50

Pada penelitian ini, matriks L berukuran 105 x 30 (105 kondisi, dengan jumlah altematif gangguan pada suatu kondisi sebanyak 30 fitur). Vektor l; akan memiliki elemen-elemen yang hanya bernilai 0 atau 1. Elemen l; : 0 jika si1< thresholdl dan lh, : I jika l1

Setelah diperoleh matriks gregasi, Pc, akan ditentukan gangguan-gangguan mana saja yang memiliki potensi cukup tinggi pada kondisi tertentu. Untuk melakukan pemilihan gangguan ini, juga digunakan operator

>

threshold. Tabel

9

menunjukkan matriks L

tersebut. Sebagai contoh, elemen pada baris pertama

QGDD pada tahap eksploitasi. Hasil operasi ini disimpan pada matriks S. Hasil pemilihan gangguan dapat dilihat pada Tabel 8. Selanjutnya, setiap kondisi dihitung nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata ini selanjutnya akan digunakan sebagai threshold untuk menentukan

kolom pertama bernilai 0,57; artinya gangguan pertama memiliki nilai 0,57 pada kondisi pertama. Nilai terbesar untuk kondisi pertama ada pada ganggua ke-5 sebesar 0,94.

gangguan-gangguan mana saja yang relevan dengan kondisi pertama, yang akan ditampung dalam matriks L.

Tabel 8 Hasi

rasi OGDD untuk

Kondis

i

ke-

I

2

3

4

5

0,57

0,63

0,77

0,96

0,94 0,96

J

0,47 0,47

0,77 0,47

4

0.66

5

6

0,69 0,77

7

o11

8

2

0,47

0,59 0,47

0,48

0,47 0,48

0,59

0,48

0,45

0,45

0,45

0,45

0,46

0,46 0,77

0,46 0,94

0,77

0,45 0,63

9

0,94 0,77

0,63

0,77 0,69

0,77 0,69

0,69 0,69

10

0,58

0,46

0,46

0,46

0,70

104

0,48

0,48

0,48

0,48

0,48

105

0,48

0,48

0,48

0,48

0,48

Kondi

n terkait S

7

6

0,47

l0

9

8

0,76 0,45 0,45 0,78 0,47 0,47 0,97 0,47 0,4t 0,79 0,48 0,48

28

0,45 0,45 0,47 0,47 0,59 0.47 0,59 0,49

0,45 0,57 0,45 0,45 0,94 0,45

0,69 0,45 0,45 0,63 0,45 0,77 0,45 0,45 0,77 0,57 0,70 0,58 0,46 0,70 0,95

0,45 0,69 0,45

0,46 0,95 0,46

0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0.48 0,49 0,48 0,48 0,48

0,48 0,48 0,48

0.48 0,48 0,48

1

2

3

4

5

7

8

9

10

28

0,54

I

I

I

I

I

0

0

0

0

0

I

0

2

0,53

0

I

0

I

I

0

0

0

0

0

0

0

1

0,53

0

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

4

I

0

t,

I

0

0

0

I

0

0

0

0

5

0,52 0,57

I

0

0

0

0

0

0

6

0,55

I

0

0

0

I

I

7

0,54

I

0

1

I

I

0

0

8

0,54

1

0

0

9

0,54

1

0

10

0,55

104

o(?

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

r05

0,s2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

6

0

I

29 30

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

30

0,48 0,48 0,48 0,45 0,'76 0,45 0,46 0,69 0.46

0,94 0,45 0,45 0,76 0,94 0,77 0,57 0,57 0,69 0,69 0,94 0,45 0,45 0,45 0,45

0,77

29

0,45 0,69 0,45 0,47 0,47 0,47 0,47 0,47 0,47

'abel 9 Hasil pembulatan matriks hasi Gangguan ke-

si ke- mean

38

lihan

Gangguan ke-

Sri Kusumadewi dkk, Basis Pengetahuan dengan Model

KUMPULAN PENGETAHUAN Suatu kondisi sangat dimungkinkan memiliki tebih dari 1 gangguan yang relevan. Hubungan antara I kondisi

I gangguan yang relevan, selanjutnya disebut sebagai satu pengetahuan. Misalkan, dengan

akan pada

kondisi pertama, gangguan yang relevan dengan kondisi tersebut adalah L1 G32.0), tz (F40.0), L3 G40.1), L4 (F40.2), L5 €41.0), L6 €41.1), L? (F45.0), Ls (F45.1),

Le (F48.1), Lro (F60.0), dan L11 (F60.6). Sehingga kondisi pertama ini akan melahirkan 11 pengetahuan. Masing-masing pengetahuan memiliki kondisi atau penyebab (anteseden) yang sama, namun memiliki perbedaan pada jenis gangguan beserta bobot yang abe

(F60.1). Sehingga pada kondisi kedua

ahuan (635 pensetahuan

an

si ke-

2

J

4

5

6

7

8

9

Gangguan Bobot

I

4

3

J

2

4

3

3

F32.0 F40.0

3

4

3

3

F40.1

4

4

3

3

5

4

3

3

F40.2 F41.0

6

a

A

3

J

F4l.t

0.566 0.630 0.766 0.766 0.937 0.765

l

4

.,

J

F45.0

0.571

8

4

3

)

0,629

9

4

3

J

F4s.1 F48.1

10

4

J

3

11

4

J

3

4

.,

6

0,566 0.766

13

2

4

J

6

14

2

4

3

6

F60.0 F60.6 F40.0 F40.2 F41.0

15

4

J

3

6

F41.1

0,78 r

t6

2 2

3

3

6

t7

2

4 4

3

3

6

F45.0 F60.0

18

2

t9

.,

12

20 21

2

3

0-691

0.960 0.586 0.960

J

6

F60.1

0,588 0,707 0,587

8

l8

21

23

24

25

F41.r

0,966

8

18

21

23

24

25

F43.0

0,591

2l

./.3

24

Z5

F44.4

0,781

4

3

3

8

18

22

J

8

18

21

23

24

25

F44.6

0,781

23

3

8

18

21

23

24

25

F48.1

0,966

24 25 26

4 4 4 4

4 4 4

6

8

73

74

75

6

8

IJ

74

75

F32.0 F40.2

0.658 0,593

6

8 8

74 74

F4l.l

6

/3 /1

75

4

75

4 4

4 4

6

8

73

74

75

29

6

8

73

74

75

0,786 0,594 0,786 0,786

30

5

2l 2t

43

44

32

5

21

42 42 42

44

5

40 40 40

43

3l

43

44

JJ

5

21

43

44

5

2t

40 40

42

34

35 35 35 35 35

F43.0 F44.4 F60.0 F32.0

42

43

44

27 28

akan

melahirkan sebanyak 7 pengetahuan. Tabel 10 baris ke-12 sampai baris ke-l8 menunjukkan pengetahuan yang terbentuk dari kondisi kedua.

Fitur-fitur terkait

Fenget Kondi ahuan

ke-

0

terkait dengan anteseden tersebut. Tatrel 10 baris keI sampai baris ke-ll menunjukkan 11 pengetahuan yang terbentuk dari kondisi pertama. Demikian pula pada kondisi kedua, gangguan yang relevan dengan kondisi tersebut adalah L1 G40.0), 14 G40.2), L1 (F41.0), L4 (F41.1), L5 G45.0), L6 G60.0), dan L7

46 46 46 46 46

F41.1

F43.0 F43.1

F44.0

0.687

0,940 0,761 0.940 0.940

39

Bmipa

l8(l), Januari

2008

Fitur-fitur terkait

Pengel Kondi ahuan si keke-

I

2

J

4

5

6

7

Gangguan Bobot

9

8

35 36 37 38

5

21

35

40

42

43

44

46

F45.0

5

21

35

42

43

F45.3

2t

35

43

46

F45.4

0.572 0.572 0,572

5

21

35

43

44

0,940

5

21

35

43

44

46 46

F48.1

39 40

5

21

35

42 42 42 42

44 44

46

5

40 40

44

46

41

6 6

7 7

6

7

6

7

42 42 42 42 42 42

0.761 0.761 0,768 0,768

44

36 36 36 36 36 36

4

42 43

43 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

F60.0 F60.6 F32.0 F41.0

45 46 47 48

6

7

6

7

6

7

6

7

49

6

50

6

7

51

6

7

40 40 40 37 37 37 37

36 36 36 36 36

38

38 38 38

-tt

38

37

38

37 37

38

5/

38

37 37

38

38

38

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4

42 42 42 42 42

44 44 44 44 44

43 43 43 43 43 43 43

F41.1

0"768

F42.0 F42.1

0.566 0.566

44 44 44 44

F43.0

0,691

F43.1

0.691

43

44

F60.1

0,768 0,168

43

44

F60.6

0,691

43

43

F44.0 F60.0

0,691

624

02

96

02

16

124

F60.0

0,98

625

02

96

02

16

124

F60.1

0,79

626

02

96

02

16

t24

03

99

18

24

0

F60.4 F60.0

0,98

627 628

03

99

24

0

F60. I

0,80

629

03

24

0

F60.3

0,61

630

04

99 99

l8 l8 03

04

05

I

9

120

t21

F60.0

0,79

631

04

99

03

04

05

t 9

120

121

F60.1

0,98

632

04

99

03

04

05

1

9

120

121

F60.3

0,60

633

05

97

04

06

21

F60.0

634

05

97

04

06

2l

F60.1

0,79 0,98

635

05

97

04

06

21

F60.3

0,60

PENENTUAN NILAI PROBABILITAS Setelah diperoleh beberapa pengetahuan, selanjutnya setiap pengetahuan tersebut dapat dianggap sebagai sebuah kejadian. Pada kumpulan kejadian tersebut,

probabilitas munculnya terj adi merup akan

c

fitur ai, jika

onditi o nal

p r ob ab

gangguan

d1

ili ty.

dan B adalah 2 kejadian yang saling berhubungan, conditional probability p(AlB) dapat Apabilai

A

dihitung berdasarkan probabilitas terjadinya A dan B, dan probabilitas terjadinya B sebagai berikut (Russel, 2003:470).

p(AlB)=Ptr?

0,80

yang diperoleh. Misal: untuk gangguan pertama (F32.0), jumlah kejadian dengan fitur peftama, a1, sebanyak 67 kejadian; dari 67 kejadian tersebut, terdapat 6 kejadian mempengaruhi terjadinya gangguan pertama (d1), sehingga:

p(d, la,y= P(d,ar) p(a,

)

6

= 67

=0.0896

Nilai ini berarti, probabilitas terjadinya

gangguan

F32.0 apabila terdapat gejala kecemasan berada di keramaian (a1) adalah sebesar 0,0896. Tabet 11 menunjukkan probabilitas terjadinya gangguan d;

(e)

fitur q terjadi.

Pada kolom

jika

ke-2,9, 12,27,31 ,32,34,

39, 54,56, 58, 59, 60, 65, 69, 70, dan 122 tidak ada

dengan p(B) > 0.

: 0, yang berarti bahwa belum ada pengetahuan yang

Persamaan (9) tersebut dioperasikan pada semua gejala (a,) dan gangguan (d,) berdasarkan 635 pengetahuan

mendukung munculnya fitur a;.

40

hasil. Hal ini terjadi karena nilai p(a;)

Sri Kusumadewi dkk, Basis Pengetahuan dengan Model

Tabel

l.

Probabilitas ter

nYa gangguan d;

iika fitur

a

Fitur ke-

Gangguan ke-

2

3

4

5

6

7

8

9

10

t23

t24

0,0896

0,0870

0,0602

0,0741

0,1642

0,0000

0,0909

0,1429

0,0000

0,0000

2

0, I 045

0,0870

0,0175

0,1111

0,0597

0,0000

0,0000

0,0357

0,0000

0,0000

3

0,0448

0,0580

0,0526

0,0370

0,0448

0,0909

0,0000

0,107

I

0,0000

0,0000 0,0000

4

0,1194

0,1 0 14

0,0276

0,1111

0,0149

0,0000

0,0909

0,0357

0,0000

5

0,0896

0,0870

0,0376

0,07 41

0,0299

0,1818

0,0000

0,1 07

0,0000

0,0000

6 ,l

0, I 343

0,1 159

0,1429

0,1481

0,1642

0,1818

0,1818

0,1429

0,1

250

0,0000

0,0149

0,0145

0,0376

0,0370

0,0299

0,0909

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

1

8

0,0000

0,0000

0,0301

0,0370

0,0000

0,0909

0,0000

0,0000

9

0,0448

0,0435

0,0201

0,0370

0,1 194

0,0000

0,1818

0,0357

0,0000

0,0000

0

0,0299

0,0290

0,0050

0,0370

0,0149

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

I

0,0000

0,0000

0,0025

0,0000

0,0149

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

2

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0149

0.0000

0.0000

0,0000

0,0000

0,0000

J

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

4

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

5

0,0000

0.0000

0,0025

0,0000

0,0149

0,0000

0,1818

0,0000

0,0000

0,0000

6

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0909

0.0000

0,0000

0,0000

7

0.0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

8

0,0149

0,0435

0,0526

0,0370

0,0299

0,0000

0,0000

0,0357

0,0000

0,0000

9

0,0000

0,0145

0,0351

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

20

0,0000

0,0000

0,0276

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0226

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

2l

0,0000

22

0,0000

0,0000

0,0075

0,0000

0.0000

0,0000

0,0000

0,0000

23

0,0000

0,0000

0,0050

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

24

0,0299

0,0290

0,0401

0,0370

0,0000

0,0000

0,0909

0,03 57

0,0000

0,0000

25

0,0746

0,1014

0,0927

0,07 41

0,1 3 43

0,0909

0,0909

0,t429

0,2500

0,3750

0,0370

0,0746

0.0909

0,0000

0,0357

0,2500

0,3750 0,1250

26

0,0s97

0,0580

0,0752

27

0,0000

0,0000

0,055 r

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

28

0,0299

0,0290

0,055 r

0,0370

0,0448

0,0000

0,0000

0,07

t4

0,2500

0,1250

29

0.0597

0.072s

0,0652

0,0370

0,0299

0,0909

0,0000

0,07 14

0,1250

0,0000

0,0597

0,0290

0,0301

0,0370

0,0000

0,0909

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

30

2. KESIMPULAN

probability suatu gangguan terhadap munculnya

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, akhirnya dapat disimpulkan bahwa:

inferensi.

l. Basis pengetahuan yang

dibangun, mampu

mengakomodasi masukan pengetahuan yang diperoleh dari preferensi beberapa pengambil keputusan.

2.

Penggunaan konsep fuzzy multi-attribute decision

making mampu membangkitkan

beberapa pengetahuan dari suatu kondisi tertentu berdasarkan agregasi preferensi dari para pengambil keputusan.

3.

Pengetahuan-pengetahuan yang terbentuk dalam basis pengetahuan dapat diinterpretasikan sebagai

kumpulan kejadian, sehingga

conditional

suatu

fitur dapat dihitung untuk

keperluan

REFERENSI Chiclana, Francisco; Herrera-Viedma, Enrique; Herrera, Francisco; Alonso Sergio, 2004, "Some tnduced Ordered Weighted Averaging Operators and Their Use for Solving Group Decision Making Problems Based on Fuzzy Preference Relations". University of Granada,

Research Group onSoft Computing

and

Intelligent Information Systems, online pada h

ttp //sc i2 s. ugr. es Juni 2006. :

4t

Bmipa

l8(l), Januari

2008

Chiclana, Francisco; Herrera-Viedma, Enrique; Herrera, Francisco; 1998, "Integrating Three

in Fuzzy Multipurpose Decision Making Based on Preference Representation Models

Relations". University of Granada.

Herrera, F., Martinez, L., dan Sanchez, P.J., 2004, "Managing non-homogenous Information in

Group Decision Making" dalam Elsevier: of Operation Research No.

Europian Journal

166, Pp:

htt p : //www.

sc

115-132, online

i 2 s. u g r.

e

s/pub

I

ic at i o ns A c he

pada

ros/EJ

OR-Heruera-Martinez-Sanchez-2004.pdf l5 Maret 2005.

Herrera, F., dan Herrera-Viedma, E. 2000. Linguistic Decision Analysis: Steps for Solving Decision Problems under Linguistic Information. Fuzzy Sets and Systems: 115 pp. 67-82.Ma, J., Zhang, Q., Zhou, D., dan Fan,2.P.,2004, "A Multiple Person Multiple Attribute Decision Making Method Based on Preference Information and Decision Matrix", online pada htt p : //wtv.

is, c

i\tu. e du. h k/ Re s e arc h/

WorkingPaoers/paoer/0006.pd-f. 2004.

03

Preference

Information and Decision Matrix", online pada http : //ww. i s. ei\;u. e du. hM Re s e arch/ WorkinsPapers/paoer/0006.pd:f. 2004

42

03

Atmajaya.

Rudolphi,

W., 2000, "Multi Criteria

Nopember

Decision

Analysis as A Framework for Integrated Land Use Management in Canadian National Parks"

online pada http://www.rem.sfu.ca/pubs,htm. 16 Juni 2005.

Russel, Stuart dan Norvig, Peter, 2003, Artificial Intelligence A Modern Approach, Pearson Prentice Hall, New Jersey Shadbolt, Nigel dan Milton, Nick, 1999, "From

Knowledge Engineering to Knowledge Management", British Journal of Management, Vol. 10, pp:309-322. Turban, Efraim; Aronson, Jey; dan Liang, Ting-Peng, 2005, Decision Support Systems and Intelligent Systems, Pearson Prentice Hall,

New Jersey.

Set Theory an lts Applications, Edisi-2, Kluwer Academic

Zimmermann, 1991, Fuzzy

Publishers, Massachusetts. Nopember

Ma, J., Zhang, Q., Zhou, D., dan Fan, 2.P.,2004, "A Multiple Person Multiple Attribute Decision

Making Method Based on

Maslim, R., 2001, Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa IIL Jakarta'. FK Unika